Tak hanya menawarkan atraksi alam yang memukau, Kepulauan Riau juga menawarkan beragam makanan khas yang layak dicoba. Salah satunya yang paling terkenal adalah gonggong.
Hewan laut sejenis siput dengan nama latin Laevistrombus canarium ini merupakan bahan dasar makanan khas Kepulauan Riau. Saking populernya hewan ini, gonggong bahkan dijadikan ikon Tanjungpinang yang merupakan ibu kota Kepulauan Riau. Tak hanya itu, di kota tersebut juga telah dibangun Tugu Tugu Gonggong Legenda sebagai landmark baru Tanjungpinang.
Wah, memangnya seunik dan seenak apa sih gonggong ini sampai warganya sebegitu cintanya akan makanan tersebut?
Pertama, dari segi penyajiannya termasuk gampang. Gonggong hanya perlu dicuci bersih, lalu direbus dengan garam dan jahe secukupnya agar tidak amis. Setelah matang, gonggong dapat langsung dinikmati bersama saus sambal atau saus kacang. Tekstur dagingnya lembut dan kenyal, selain rasanya begitu gurih.
Kedua, gonggong mengandung protein yang tinggi dan rendah lemak, sehingga dapat menjadi pilihan seafood yang kaya gizi. Warga setempat juga meyakini gonggong bermanfaat untuk meningkatkan stamina maupun gairah seksual.
Kalau tertarik mencicipi gonggong, kamu dapat dengan mudah menjumpainya di banyak restoran seafood di Kepulauan Riau. Untuk memudahkan menyantap gonggong, biasanya seporsi gonggong akan disajikan bersama sejumlah tusuk gigi. Tusuk gigi itu nantinya akan digunakan untuk mengambil isi daging di dalamnya.
Meskipun dagingnya lembut, kakinya tajam dan bergerigi, sehingga tidak disarankan untuk memakannya. Kalau tertelan, bisa saja melukai tenggorokan.
Selain membelinya di restoran seafood, kamu juga bisa mengikuti jejak warga setempat yang kerap mencari gonggong di pantai ketika air laut surut jauh. Kamu hanya perlu melangkah jauh ke tengah laut yang airnya sedang surut dan mencari gonggong di balik lumpur atau sela-sela rumput laut. Kalau sedang musimnya, satu orang bisa membawa pulang satu kantong plastik besar gonggong.
Teks: Melinda Yuliani