Sejak Gunung Kidul terangkat pamornya berkat pantai-pantainya yang menawan, Pantai Parangtritis seakan ditinggalkan. Sekian lama menjadi salah satu ikon pariwisata Yogyakarta, Pantai Parangtritis masih memesona kok, jika disaksikan dari perspektif berbeda.
Berlokasi di Desa Giricahyo, ada Bukit Paralayang Watugupit yang viral di media social berkat pemandangannya yang dramatis. Ada yang menyebutnya Bukit Paralayang Parangtritis, selain karena pengunjung dapat menyaksikan lanskap Pantai Parangtritis dari ketinggian, bukit ini juga dijadikan basis untuk bermain paralayang. Kini, keberadaannya semakin menarik minat wisatawan karena Bukit Paralayang Watugupit dijadikan spot untuk melihat matahari terbenam.
Dari ketinggian, Parangtritis terlihat dramatis menjelang senja, apalagi kini pengelola tempat wisata sudah menyiapkan kursi dan meja kayu sederhana agar pengunjung lebih nyaman. Bahkan, tersedia juga kopi dan makanan ringan sebagai teman menikmati senja yang cakap di sini.
Berada di tepi tebing, tiap sore Bukit Paralayang Watugupit ramai dipadati pengunjung, terutama saat akhir pekan dan hari libur. Disarankan datang sebelum sore untuk mendapatkan posisi strategis, namun harus terima risiko terkena sinar matahari yang menyengat. Maklum, kondisi bukit ini merupakan ruang terbuka tanpa dilindungi pohon-pohon rindang.
Pernah menjadi tuan rumah acara Jogja Air Show pada 2014, pengunjung yang ingin menantang diri dan mengudara di atas Parangtritis, dapat bermain paralayang dengan tarif sekitar Rp400.000, dengan durasi terbang sekitar 30-40 menit. Dari pusat kota Yogyakarta, Bukit Paralayang Watugupit dapat dicapai sekitar satu jam perjalanan melalui Jalan Parangtritis. Mendekati lokasi, trek menanjak akan dilalui hingga bertemu tanda Queen of South Resort di sebelah kanan jalan. Cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000, sudah dapat menikmati sunset sempurna.
Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani