Tak sampai satu jam dari Osaka dan Kyoto, Nara menawarkan suasana yang sama sekali berbeda dengan kota-kota lain di Jepang. Pernah menjadi pusat pemerintahan Jepang hingga abad kedelapan, Nara memiliki berbagai situs bersejarah yang dilindungi UNESCO. Sebut saja kuil terbesar dan tertua di Jepang, makam kuno, reruntuhan istana, hingga Suzakumon, gerbang utama Heijo Palace.
Berikut berbagai tempat wisata yang kami rekomendasikan selama berlibur di Nara.
Todaiji Temple
Meski Nara memiliki daftar panjang destinasi yang telah diakui UNESCO, daibutsu (patung Buddha) raksasa yang terletak di bangunan kayu terbesar di dunia lah yang wajib menjadi pemberhentian pertama saat mengunjungi Nara. Kuil ini didirikan 1.200 tahun lalu – dan saking besarnya – memiliki ruangan yang cukup luas untuk menyimpan patung perunggu Buddha terbesar di Jepang setinggi 15 meter.
Saat menjelajah Todaji Temple, jangan heran bila berpapasan dengan rusa yang berkeliaran bebas di Nara Park dan mendekati pengunjung untuk “meminta” shika-senbei (biskuit khusus rusa) yang dijual di sekitar taman.
Dianggap sebagai utusan para dewa dalam kepercayaan Shinto, populasi rusa di Nara mencapai 1.200 ekor dan mereka bebas berkeliaran di seluruh penjuru kota. Hewan menggemaskan ini juga telah terbiasa dengan kehadiran manusia, sehingga mereka tak segan untuk memakan kudapan langsung dari tangan Anda.
Isuien Garden
Hanya beberapa menit berjalan kaki dari Todaiji Temple, taman cantik khas Jepang ini memiliki latar panorama unik berupa Nandaimon (pintu gerbang) di Todaiji Temple dan Gunung Wakakusa. Memiliki nama yang berarti taman yang didirikan di atas air, Isuien memiliki sejumlah kolam mungil yang airnya berasal dari Sungai Yoshikigawa.
Taman ini sendiri terbagi dua area, yakni taman di bagian depan yang telah ada sejak abad ke-17 dan taman di bagian belakang yang lebih besar dan dibangun pada 1899. Berada di sini, pastikan juga mengunjungi salah satu tea house yang tersebar di Isuien.
Kasuga Taisha
Berlokasi di hutan tua yang magis, Kagusa Taisha terkenal akan hamparan lentera cantiknya yang merupakan sumbangan masyarakat. Terdapat setidaknya 2.000 lentera batu yang berderet di kedua sisi jalan, sementara 1.000 lainnya menghiasi bagian dalam kuil.
Jumlah 3.000 lentera ini mengacu pada jumlah kuil Shinto di Jepang. Lentera ini dinyalakan dua kali dalam setahun pada Lantern Festival di awal Februari dan pertengahan Agustus.
Selain mengagumi arsitektur kuil, pengunjung juga dapat menyusuri jalan setapak untuk melihat lebih dari 12 kuil suci atau mengunjungi Kasuga Taisha Shinen Manyo Botanical Garden untuk mengagumi keindahan bunga wisteria yang mekar di akhir April hingga awal Mei.
Naramachi
Merupakan pusat perdagangan di masa lalu, Naramachi (Nara Town) memiliki deretan machiya (rumah tradisional Jepang) menawan yang berfungsi sebagai toko sekaligus tempat tinggal bagi pedagang setempat setelah abad ke-15.
Kini terdapat sejumlah pertokoan, butik, kafe, restoran, dan beberapa museum yang berjajar di kawasan Naramichi yang sempit dan berliku-liku. Selain menjelajah toko yang menjual barang-barang unik untuk suvenir, pengunjung juga bisa mencicipi Kaki no Ha Zushi, makanan khas Nara.
Teks: Melinda Yuliani