Toko buku biasanya tak masuk dalam daftar atraksi wisata yang ingin dikunjungi seseorang. Namun, beberapa tahun belakangan ini muncul tren toko-toko buku dengan desain unik yang membuat pengunjungnya semakin betah berlama-lama di dalamnya, bahkan bila mereka bukan pencinta buku sekalipun.
Sebut saja toko buku Zhongshuge yang baru dibuka di Beijing. Menawarkan rak-rak buku yang didesain sedemikian rupa sehingga lebih mirip terowongan, toko buku ini terinspirasi oleh tampilan dan nuansa taman-taman Cina klasik. Dari kejauhan, rak-rak buku dengan pintu bundar ini bagai lukisan dengan deretan buku penuh warna di sekelilingnya.
Fitur unik lainnya adalah lantai toko bukunya yang sangat mengilap. Bagai cermin, lantai tersebut mampu menampilkan bayangan rak-rak buku di sekitarnya, sehingga hasil foto pun lebih menarik.
Terletak di department store Galeries Lafayette di Xidan Plaza, toko buku ini juga memiliki kafe dengan tata letak yang terinspirasi oleh lukisan Cina klasik Qu Shui Liu Shang. Di belakang pintu, ada sebuah ruangan mirip hutan bambu, lengkap dengan cabang-cabang kayu pada interiornya.
Selain menjelajah toko ini untuk mencari buku maupun memotret interiornya, pengunjung juga dapat memanfaatkan ruang belajarnya yang tenang untuk bekerja maupun sekadar duduk-duduk sambil membaca buku yang baru dibeli. Toko buku juga ini juga memiliki ruang budaya dan kreatif, dengan sejumlah sudut dan celah kecil untuk anak-anak bersantai.
“Semua toko buku yang kami desain terinspirasi oleh budaya lokal. Memadukan taman klasik dan ruang baca, toko buku ini jelas berbeda dari toko buku tradisional. Pengunjung akan lebih tertarik untuk menjelajahi sejumlah ruangannya,” kata perwakilan X + Living, firma arsitektur di balik proyek Zhongshuge.
Perusahaan ini juga mengatakan bahwa reaksi masyarakat pun sangat positif untuk proyek ini. Menurut X + Living, toko buku dengan desain menarik seperti Zhongshuge akan terus menjadi tren. Sebelumnya, ada toko buku unik lain di Shanghai yang juga baru dibuka. Dinamai Sinan Books Poetry Store, toko buku tersebut menempati bekas gereja yang dibangun tahun 1931, dengan desain modern yang menghiasi interiornya.
Teks: Melinda Yuliani