Wonogondang, Yogyakarta, telah lama menjadi destinasi favorit bagi para penggemar olahraga sepeda gunung atau mountain bike (MTB). Terletak di kawasan lereng Gunung Merapi, tempatnya di Umbulharjo, Kabupaten Sleman, tempat ini menawarkan pengalaman yang unik bagi siapa saja yang ingin merasakan sensasi bersepeda di tengah keasrian alam. Tak hanya dikenal karena rintangannya yang menantang, Wonogondang juga memanjakan mata dengan pemandangan hijau di sekelilingnya.
Salah satu daya tarik utama Wonogondang adalah treknya yang sebagian besar terbentuk secara alami. Jalur ini tercipta dari proses geologi alami di kawasan Merapi, yang menghasilkan lintasan berliku, tanjakan curam, serta turunan tajam yang memacu adrenalin.
Meski demikian, beberapa bagian lintasan telah dimodifikasi untuk memastikan keselamatan para pesepeda, terutama pada trek downhill. Kombinasi antara lintasan alami dan hasil modifikasi ini menjadikan trek Wonogondang menarik bagi pemula maupun atlet profesional.
Trek downhill Wonogondang memiliki panjang sekitar 1,6 kilometer, dengan tingkat elevasi rendah dan komposisi 30 hingga 40 persen pedalling. Panjang lintasan ini dirancang sesuai dengan standar internasional, sehingga sering digunakan sebagai venue berbagai kejuaraan sepeda gunung, seperti ASEAN MTB Cup Seri II 2015.
Selain downhill, Wonogondang juga menyediakan lintasan cross-country yang sepenuhnya alami. Para pengunjung dapat menikmati trek yang melintasi hutan, menyusuri sungai kecil, hingga berkelok di sepanjang bukit.
Pembangunan trek ini dilakukan dengan waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar dua bulan. Setelah proses perizinan selesai, lintasan ini mulai dirancang dengan mempertimbangkan keaslian lingkungan sekitar.
Meski ada beberapa pohon yang harus ditebang untuk membuat jalur, seluruh proses dilakukan secara bertanggung jawab, melibatkan masyarakat setempat, dan tetap menjaga ekosistem alami. Hasilnya adalah trek yang harmonis dengan habitat sekitarnya, memberikan pengalaman bersepeda yang autentik di tengah alam.
Wonogondang tidak hanya menarik perhatian pesepeda lokal, tetapi juga atlet internasional. Para atlet memuji trek ini karena keunikannya yang menggabungkan rintangan teknis dengan pemandangan luar biasa.
Salah satu atlet downhill Semarang, Nining Purwaningsih, menyebut bahwa trek ini memiliki banyak drop pendek yang menantang dan memerlukan strategi khusus. Jundeb Andre Esquivel, atlet cross-country asal Filipina, mengaku terkesan dengan kombinasi tantangan dan keindahan alam yang ditawarkan Wonogondang. Menurutnya, trek ini berbeda dari trek di negara asalnya, yang umumnya terletak di pinggir pantai.
Keberadaan Wonogondang membuktikan bahwa olahraga sepeda gunung dapat berkontribusi pada kemajuan pariwisata. Kombinasi antara tantangan lintasan dan keindahan alamnya menjadikan trek ini unik dan menarik bagi siapa saja. Bagi para penggemar mountain bike, Wonogondang adalah tempat di mana adrenalin berpadu dengan keindahan, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.