Pameran HolyPop di V&V Gallery, Jakarta, mengusung perpaduan unik antara mitologi kuno dengan budaya pop modern. Dengan beragam karya dari seniman seperti Amry Cahya X Janur Kilat, Bonny Setiawan, Hajriansyah, Hery Sudiono, dan Woreum, pameran ini menjadi arena eksplorasi visual yang menyoroti benturan antara spiritualitas dan modernitas dalam budaya kontemporer. Pameran ini berlangsung dari 2 November hingga 8 Desember 2024, dan menyajikan beragam karya yang merefleksikan perkembangan nilai dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital.
Para seniman yang berpartisipasi di HolyPop memanfaatkan medium yang beragam, menciptakan karya yang menggambarkan perpaduan elemen-elemen modern dengan simbol-simbol tradisional. Amry X Janur, misalnya, menghadirkan karya instalasi yang menggabungkan akrilik, benang poliester, dan kain, menciptakan estetika yang mengingatkan kita pada permainan masa kecil, namun dalam konteks yang lebih kontemporer dan interaktif.
Bonny Setiawan mengangkat nilai-nilai budaya lokal melalui karya seperti ‘Wayang Party’, yang memadukan wayang dengan warna-warna cerah khas pop art. Karya ini menghadirkan simbol tradisional dalam gaya visual yang lebih ringan, menjadikan wayang sebagai elemen yang relevan dalam budaya populer tanpa menghilangkan makna spiritualnya. Dengan warna-warna mencolok, karya Bonny seolah mengajak penonton untuk memandang budaya tradisional melalui lensa modern.
Hajriansyah membawa kita pada suasana nostalgia yang dipadu dengan semangat perkotaan, seperti yang terlihat pada karyanya ‘Berjalan Bersama’. Menampilkan kerbau dalam latar gedung-gedung kota, Hajriansyah menunjukkan simbolisme pergeseran budaya di Indonesia dari tradisi ke modernitas. Karya ini mengingatkan akan keterhubungan antara nilai pedesaan dan kehidupan urban, sebuah perjalanan yang mencerminkan dinamika kehidupan di era globalisasi.
Hery Sudiono membawa nuansa magis dan melankolis ke dalam pameran melalui karyanya yang penuh simbol dan misteri. Dalam ‘Tea Time for Expected Stranger’, ia menghadirkan interaksi yang ganjil antara seorang gadis muda dan pria bertopeng di depan laptop, menyiratkan pertemuan antara tradisi dan teknologi. Lewat warna-warna lumut dan komposisi yang muram, Hery menciptakan dunia penuh misteri yang mengundang interpretasi lebih dalam.
Sebagai seniman muda yang akrab dengan dunia street art, Woreum menampilkan karya-karya yang lebih bebas dan penuh warna cerah. Ikon seperti emoticon smile dalam karyanya menunjukkan kebebasan dan semangat muda yang ceria. Sementara warna-warna komplementer yang ia gunakan seperti ungu dan kuning menunjukkan gaya street art yang khas, mencerminkan gaya hidup yang dekat dengan seni jalanan.
Pameran HolyPop adalah upaya untuk menggabungkan nilai-nilai spiritual dan elemen-elemen budaya pop dalam satu ruang seni. Setiap seniman di pameran ini berhasil menghubungkan simbol-simbol lama dengan bahasa visual modern, menawarkan perspektif baru tentang budaya dan identitas di tengah era yang serba cepat dan digital. Dalam keunikannya, pameran ini menghadirkan dinamika yang menarik antara yang sakral dan yang populer, menyuguhkan karya yang mengajak pengunjung untuk melihat ulang makna spiritualitas dalam konteks kehidupan modern.
Pameran ini mengingatkan kita bahwa seni adalah media yang dapat menjembatani perbedaan generasi dan budaya. Lewat HolyPop, para seniman menciptakan ruang yang merayakan sekaligus menggugat nilai-nilai tradisional, membuatnya tetap hidup dan relevan dalam wacana budaya populer masa kini.