Cara Mencegah Tersesat Saat Mendaki, Belajar dari Kasus Naomi di Gunung Slamet

Naomi Daviola, seorang remaja berusia 17 tahun dari Semarang, mengalami peristiwa yang akan dikenangnya seumur hidup. Pada 5 Oktober 2024, Naomi hilang saat mendaki Gunung Slamet, Jawa Tengah, bersama rombongan open trip. Ia terpisah dari rombongan setelah berhenti sejenak di tengah kabut tebal. Tidak ada yang menyadari bahwa Naomi – yang sebenarnya tidak meminta izin orang tuanya untuk mendaki – hilang, hingga beberapa hari kemudian ketika pesan berantai terkait hilangnya Naomi mulai tersebar di WhatsApp.

Setelah pencarian intensif oleh Basarnas Cilacap dan tim SAR lainnya, Naomi akhirnya ditemukan 350 meter dari Pos 7 Gunung Slamet. Meskipun kelelahan setelah tiga hari bertahan hidup di gunung, Naomi masih mampu berjalan turun dengan bantuan tim penyelamat. Pengalamannya bertahan dengan hanya mengandalkan sisa roti dan air dari sumber mata air di sekitar gunung adalah bukti ketangguhannya.

Dari pengalaman Naomi, ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil, terutama bagi para pendaki pemula atau siapa saja yang gemar menjelajahi alam. Meskipun pendakian bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan, selalu ada risiko, terutama jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik. Bagaimana kita bisa menghindari situasi seperti ini? Dan jika tersesat, apa yang harus dilakukan? Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah dan menghadapi tersesat saat mendaki.

Cara Mencegah Tersesat Saat Mendaki

1. Selalu Jujur dan Beri Tahu Keluarga atau Teman Sebelum Mendaki

Sebelum memulai pendakian, pastikan memberitahu keluarga atau teman mengenai rencana perjalanan kita secara terperinci. Ini termasuk lokasi pendakian, jalur yang akan ditempuh, serta perkiraan waktu pulang. Kejujuran sangat penting agar mereka bisa bertindak cepat jika kita mengalami masalah. Jangan memberi informasi yang salah atau setengah-setengah, seperti dalam kasus Naomi, yang awalnya hanya mengatakan ingin pergi keluar, bukan mendaki. Keterbukaan akan mempercepat bantuan jika terjadi situasi darurat.

2. Selalu Ikuti Panduan dan Tetap dalam Rombongan

Jika mendaki dalam kelompok, sangat penting untuk tetap bersama rombongan dan mengikuti panduan yang sudah disepakati. Jangan pernah memisahkan diri, apalagi tanpa memberitahukan kepada anggota lain. Jika merasa perlu berhenti atau berjalan lebih lambat, komunikasikan hal ini agar rombongan bisa menyesuaikan.

3. Pengecekan Berkala Anggota Tim

Setiap tim pendaki harus melakukan pengecekan berkala terhadap seluruh anggota. Pemimpin kelompok wajib memastikan semua pendaki masih bersama, terutama di medan dengan jarak pandang yang terbatas seperti kabut. Sistem ‘buddy’ (berpasangan) sangat efektif, di mana setiap pendaki bertanggung jawab untuk menjaga temannya agar tidak tertinggal.

4. Rencanakan Rute dan Kenali Jalur Pendakian

Pelajari peta jalur pendakian sebelum memulai perjalanan. Pastikan kamu dan rombongan memahami rute yang akan dilalui, serta titik penting seperti pos pendakian, sumber air, dan tempat berlindung. Sebelum mendaki, tentukan juga titik pertemuan darurat jika ada anggota yang terpisah dari rombongan.

5. Bawa Bekal dan Peralatan Penting

Peralatan dasar seperti kompas, peta, GPS, dan senter harus selalu dibawa. Perbekalan makanan, air, pakaian hangat, peluit, dan survival kit adalah keharusan dalam setiap pendakian, bahkan jika rencana perjalanan hanya satu hari.

6. Pantau Cuaca dan Kondisi Lingkungan

Cuaca di pegunungan bisa berubah cepat, dan kabut tebal bisa membuat pendaki kehilangan orientasi. Sebelum memulai perjalanan, periksa prakiraan cuaca dan siapkan diri untuk menghadapi perubahan tak terduga, termasuk hujan atau kabut.

Tips Bertahan Hidup Jika Tersesat di Gunung

1. Tetap Tenang dan Jangan Panik

Salah satu kunci bertahan hidup jika tersesat adalah menjaga ketenangan. Panik hanya akan memperburuk situasi dan membuat keputusan yang tidak rasional. Berhenti, duduk, dan evaluasi situasi sebelum memutuskan langkah selanjutnya.

2. Cari Tempat Aman untuk Berlindung

Jika kondisi memaksa untuk bermalam di alam terbuka, carilah tempat berlindung yang aman dari angin dan hujan. Bangun tempat berlindung sederhana dengan dedaunan atau ranting jika memungkinkan. Api unggun bisa membantu menghangatkan diri dan sekaligus menjadi sinyal bagi tim penyelamat.

3. Gunakan Sinyal Darurat

Selalu bawa peluit atau alat untuk memberi sinyal darurat. Gunakan tiga tiupan pendek untuk menarik perhatian. Jika membawa senter atau cermin, gunakan untuk memantulkan cahaya sebagai tanda bagi tim penyelamat. Asap dari api juga bisa berfungsi sebagai sinyal darurat.

4. Ikuti Aliran Air atau Jalur yang Dikenal

Salah satu cara menemukan jalan keluar dari hutan atau pegunungan adalah dengan mengikuti aliran air, karena biasanya mengarah ke pemukiman atau jalan utama. Namun, pastikan jalur tersebut aman untuk dilalui. Hindari medan yang terjal atau berbahaya.

5. Hemat Energi dan Perbekalan

 Jika tersesat, hematlah energi dan perbekalan. Makan dan minum dalam jumlah yang cukup untuk bertahan, jangan menghabiskan semuanya sekaligus. Minum dari sumber air alami jika memungkinkan, tetapi hindari air yang terlihat kotor atau tercemar.

6. Manfaatkan Indra untuk Mencari Petunjuk

Gunakan indra pendengaran dan penglihatan untuk mencari petunjuk dari lingkungan. Suara aktivitas manusia, kendaraan, atau pergerakan hewan bisa memberi tanda arah yang harus diambil. Jejak kaki atau tanda-tanda buatan manusia lainnya juga bisa membantu untuk menemukan jalan keluar.

7. Tetap di Tempat Terbuka

Jika memungkinkan, tetap berada di area terbuka agar lebih mudah ditemukan oleh tim penyelamat. Area yang terlalu lebat atau tertutup bisa membuat kita sulit terlihat dari jarak jauh, baik oleh penyelamat di darat maupun udara.

Menghindari situasi berbahaya saat mendaki gunung adalah langkah terbaik, tapi dengan persiapan matang dan pengetahuan yang tepat, peluang bertahan hidup saat tersesat juga bisa meningkat. Tetap waspada, dan selalu berhati-hati agar pendakian tetap aman dan menyenangkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here