Merayakan Keberagaman Identitas di Pameran ‘THEM’, ISA Art Gallery

'Labour of Love' (2023) karya Sack Tin Lim

ISA Art Gallery baru-baru ini meluncurkan ‘THEM’, sebuah pameran yang menggali hubungan kompleks antara identitas, gender, dan norma sosial. Berlangsung hingga 29 Juli 2024, pameran ini menampilkan karya-karya dari 17 seniman berbakat.

Jenis karyanya beragam, ada yang berupa lukisan, patung, instalasi, maupun video. Setiap seniman membawa perspektif unik mereka sendiri, menciptakan sebuah dialog yang mendalam tentang bagaimana identitas dibentuk oleh faktor internal dan eksternal.

‘Banana Academy 4’ (2020) karya Ghost Mountain Field

Aiman, salah satu seniman yang berpartisipasi, memamerkan lukisan minyaknya yang menggugah pertanyaan filosofis dan wacana kontemporer. Alexander Hernandez memanfaatkan tekstil untuk mengeksplorasi pengalaman imigran dan sensitivitas queer.

Davion Alston menggunakan fotografi untuk menjelajahi tema garis keturunan, memori, dan identitas, sementara Dzikra Afifah dengan patung keramiknya mencerminkan eksistensi manusia, ketahanan, dan adaptasi. Ezzam Rahman, seorang seniman multi-disiplin dari Singapura, menggunakan bahan-bahan tidak konvensional seperti rambut dan plester anti-inflamasi untuk membuat instalasi yang mempertanyakan peran gender tradisional.

‘MONOCHROMES’ (2020) karya James Nguyen

Ghost Mountain Field mengeksplorasi identitas budaya melalui lensa budaya pop Kanton. Grim Park memadukan teknik lukisan religius dengan narasi kontemporer, menciptakan dialog antara masa lalu dan masa kini. Henryette Louise menggunakan plester cair dan teknik drypoint untuk menciptakan karya yang menggugah tentang evolusi budaya dan konstruksi kebenaran.

James Nguyen juga membawa perspektif yang menarik melalui karyanya ‘MONOCHROMES’, sebuah seri sepuluh lukisan di panel kayu yang masing-masing diolah dengan produk pencerah kulit. Karya ini mengkritik standar kecantikan yang rasis dalam komunitas Asia dan menggarisbawahi dampak budaya kecantikan yang merusak.

‘Queer Series No.17: Tomboy Must Be Cool’ (2022-2023) karya Monique Yim

Sementara Monique Yim, melalui seni pertunjukannya yang terinspirasi dari karya Marina Abramovic, mengkritik standar kecantikan yang tidak realistis yang diberlakukan oleh masyarakat. Dalam karyanya, Yim menyisir rambutnya sambil mengulang pernyataan-pernyataan ironis tentang peran gender.

Seniman lain yang berpartisipasi dalam pameran ini antara lain Ardi Gunawan, Jackson Farley, Naraphat Sakarthornsap, Sack Tin Lim, S. Klitgaard, Tamarra, dan Vinny Castro. Setiap karya yang dipamerkan tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menyampaikan pesan yang mendalam tentang identitas, keberagaman, dan norma-norma sosial yang seringkali terbentuk dari stigma dan diskriminasi.

‘ur all gonna end up like me’ (2023) karya Jackson Farley

Bagi yang ingin menyaksikan pameran ‘THEM’, silakan datang ke ISA Art Gallery di Wisma 46 Sudirman, Jl. Jendral Sudirman Kav. 1, Tanah Abang, Jakarta. Pameran ini berlangsung setiap Selasa hingga Sabtu, mulai pukul 11:00 hingga 18:00.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi akun Instagram mereka di @isaart.id. Registrasi pameran dapat dilakukan melalui tautan ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here