Kegiatan mendaki gunung memang menuntut banyak hal, termasuk fisik dan mental yang prima. Namun, semua itu terasa sepadan dengan pemandangan alam yang bisa kamu temui di sepanjang jalur pendakian hingga puncaknya, seperti kawah-kawah cantik yang kerap menjadi daya tarik utama.
Di Jawa, misalnya, ada sejumlah kawah yang kerap menjadi incaran pendaki maupun pemburu foto. Sebut saja Kawah Wurung di Bondowoso yang letaknya tak jauh dari Kawah Ijen dan menawarkan pemandangan yang tak kalah eksotis.
Kalau tetangganya terkenal dengan fenomena api biru, Kawah Wurung menyuguhkan indahnya hamparan padang rumput sejauh mata memandang dengan deretan bukit di sekelilingnya. Pemandangan ini tentu jauh berbeda dari kawah pada umumnya, yang biasanya berupa cekungan yang mengeluarkan asap putih tebal ataupun tertutup oleh massa air.
Tak heran bila kawah ini dinamakan demikian. Dalam bahasa Jawa, ‘wurung’ berarti sesuatu yang gagal atau tidak jadi. Hal ini merujuk pada kawah tersebut yang hanya berupa cekungan dan diselimuti padang rumput. Warga setempat menjuluki cekungan tersebut dengan nama Bukit Cincin.
Untuk mencapai Kawah Wurung sendiri terbilang mudah. Kamu bisa mengaksesnya dari Bondowoso atau Banyuwangi via Jalan Kawah Ijen selama sekitar 1,5-2 jam. Nanti akan ada pertigaan yang mengarah ke Kawah Kawah Wurung. Dari situ, kamu tinggal mengikuti jalur hingga sampai di tujuan. Jalan menuju Kawah Wurung sudah beraspal dengan medan yang terus menanjak.
Sesampainya di area parkir, kamu bisa menitipkan kendaraan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki untuk melihat Kawah Wurung. Namun tenang saja, tak seperti pendakian di gunung yang mesti melalui jalan setapak, di sini sudah disediakan tangga untuk akses ke puncak.
Sekitar 10-15 menit kemudian, kamu sudah bisa tiba di puncak. Kamu bisa mengabadikan keindahan pemandangannya dengan latar perbukitan. Kalau langit sedang cerah, Gunung Ijen pun tampak di kejauhan.
Opsi lainnya, kamu bisa mengambil foto dengan latar bunga-bunga liar. Namun ingat, berhati-hatilah saat melangkah, jangan sampai merusak tanaman yang ada di kawasan ini ya!
Berkunjung kemari, siapkan perbekalan yang cukup bila ingin berpiknik dengan menggelar tikar di atas hamparan rerumputannya. Kamu bahkan bisa berkemah di sana untuk menikmati indahnya gugusan bintang di malam hari, namun pastikan sudah mendapatkan izin terlebih dahulu.
Waktu terbaik berkunjung kemari adalah pagi hari untuk menghindari hujan yang turun di siang atau sore hari saat musim hujan, maupun cuaca terik di siang hari saat musim kemarau. Kalau perlu, gunakan payung dan kenakan tabir surya untuk menghindari sunburn.
Teks: Melinda Yuliani