Dikelilingi gugusan koral yang sehat, Kepulauan Komodo merupakan salah satu destinasi menyelam terbaik di Indonesia, dan bahkan dunia, berkat kekayaan biota lautnya. Spot penyelamannya tersebar di berbagai penjuru, dengan salah satunya yang paling ikonik adalah Manta Alley.
Manta Alley merupakan serangkaian pulau mungil berbatu yang terletak beberapa ratus meter jauhnya di selatan Pulau Komodo. Sesuai namanya, situs penyelaman ini terkenal sebagai tempat terbaik untuk melihat pari manta (manta ray). Bila beruntung, penyelam dapat menjumpai hingga 50 ekor pari manta dalam satu penyelaman.
Biasanya, para diver memulai penyelaman dari area dekat pantai dengan hamparan koral di kedalaman 3-5 meter. Saat memasuki air, bukalah mata lebar-lebar, karena rupanya hewan anggun ini senang bermain-main di air yang dangkal.
Cleaning station-nya sendiri terletak di kedalaman sekitar 20 meter dengan bebatuan di dasar berpasir putih. Di sinilah para penyelam dapat melihat sekawanan pari manta yang mengejar betina untuk kawin, sementara yang lain membersihkan badan dengan dibantu ikan-ikan kecil.
Meski daya tarik utama spot penyelaman ini adalah pari manta, kamu juga bisa melihat biota laut lainnya, seperti hiu karang, kuwe gerong, ikan wrasse besar, dan barakuda. Hamparan koralnya juga sangat indah dan beragam, menjadikannya sebagai latar belakang yang sempurna untuk fotografi bawah laut.
Penyelaman di Manta Alley dapat dilakukan sepanjang tahun karena suhu air rata-rata berkisar antara 22 hingga 24 derajat Celsius (walau bisa turun hingga 20 derajat Celsius). Suhunya memang lebih rendah dari situs penyelaman lainnya di Komodo, namun tetap saja situs ini layak dikunjungi untuk pengalaman menyelam bersama pari manta.
Selama Desember hingga Februari, penyelam memiliki kans yang lebih baik untuk berenang bersama banyak pari manta. Bila berencana liveaboard, hindari Juli dan Agustus ketika perairan di selatan Komodo kurang bersahabat. Pastikan pula untuk menyelam dengan operator yang berpengalaman karena di beberapa situs tertentu diperlukan ketelitian membaca arus.
Teks: Melinda Yuliani
