Indahnya Panorama Alam dari Puncak Bukit Semar, Dijamin Bikin Terpukau!

Foto: Instagram @pentol_cilook

Bagi wisatawan yang sedang berlibur di Jawa Timur, kunjungan ke Mojokerto menjadi salah satu agenda yang tak boleh dilewatkan. Kawasan ini tak hanya menyuguhkan situs-situs bersejarah, namun juga menyimpan pemandangan alam yang indah.

Nah, kalau kamu suka mendaki, Bukit Semar yang berada di lereng Gunung Anjasmoro bisa menjadi pilihan. Setinggi 933 mdpl, bukit yang secara administratif terletak di Desa Dilem, Kecamatan Gondang ini menyuguhkan panorama yang bakal membuat kamu terpukau.

Foto: Dok. Google Maps/Anggrit Purbani

Dari ketinggian, kamu bisa melihat gugusan perbukitan hijau yang tajam dan meliuk-liuk sejauh mata memandang. Panorama yang disuguhkan mirip yang ada di Bukit Watu Jengger, hanya saja di sini kamu dapat lebih leluasa menyaksikan kemegahan pegunungan Anjasmoro.

Kalau ingin berkemah di puncaknya, disarankan untuk datang lebih awal karena tempatnya hanya muat beberapa tenda saja. Selain itu, pastikan membawa perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermalam, dari tenda, matras, hingga perbekalan.

Foto: Instagram @dnfintan

Untuk mencapai Bukit Semar ini sendiri, kamu dapat berkendara sekitar 50 menit dari pusat kota Mojokerto. Sementara bila dari Malang atau Surabaya, durasi perjalanannya sekitar dua jam berkendara.

Setibanya di base camp, kamu bisa memulai pendakian melalui permukiman dan lahan pertanian warga. Medannya berupa jalan setapak dengan variasi trek datar dan menanjak. Di beberapa titik yang cukup terjal, telah disediakan tali untuk memudahkan pendakian. Tergantung kemampuan, kamu bisa mencapai puncak dalam waktu dua jam saja bila tak banyak berhenti, atau sekitar empat sampai lima jam bila berjalan santai.

Foto: Instagram @dzty_

Waktu terbaik kemari adalah pagi dan sore hari ketika cuaca cerah, sehingga mendukung untuk hasil foto yang baik. Lebih bagus lagi bila berkemah di sini, karena kamu bisa sekaligus menyaksikan keindahan matahari terbit maupun gemerlap taburan bintang dan lampu kota di malam hari.

Hindari pula datang saat musim hujan, karena jalurnya yang berupa tanah tersebut akan lebih licin dan becek, sehingga kurang nyaman untuk dilalui. Terlebih, pendakiannya membutuhkan waktu lama.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here