Salah satu kegiatan utama yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kabupaten Ende adalah mengagumi keindahan matahari terbit dari Danau Kelimutu. Nah, selepas dari sana, jangan langsung kembali ke pusat kota, namun cobalah lanjutkan perjalanan menuju arah pesisir.
Di Kecamatan Wolojita, kamu akan menjumpai sebuah permukiman adat bernama Desa Nggela. Lokasinya unik, dengan di sisi selatan dibatasi oleh Laut Sawu, sementara di sisi utaranya berupa kawasan pegunungan.
Konon sudah dibangun sejak ratusan silam, kampung tradisional ini kental dengan nuansa magis. Kalau ingin berjalan-jalan berkeliling kampung, pengunjung sebaiknya didampingi masyarakat setempat sebagai pemandu.
Pasalnya, ada beberapa hal yang tak boleh disentuh secara sengaja karena bisa mendatangkan sial. Misalnya, susunan batu di tengah desa yang dipercaya sebagai titik yang sakral.
Deretan rumah yang ada di Desa Nggela juga memiliki fungsi masing-masing. Selain sebagai tempat tinggal, ada pula yang digunakan untuk menyimpan hasil panen maupun lokasi pertemuan atau menyambut tamu.
Semua bangunannya berupa rumah panggung dengan rangka dan dinding kayu. Sementara atapnya menggunakan alang-alang atau ijuk serta bambu.
Warga Nggela masih mempertahankan serangkaian upacara adat, misalnya untuk menjaga bangunan adat dan makam para leluhur. Dengan demikian, tak heran walau merupakan desa tradisional, rumah-rumah adat di sini dalam keadaan terjaga: bersih dan atap ilalangnya tampak selalu baru.
Desa Nggela terletak sekitar 72 km dari pusat kota Ende dengan akses jalan yang rusak. Namun, kunjungan ke sini layak masuk rencana perjalanan, karena di sinilah kamu bisa menyaksikan langsung desa adat yang masih mempertahankan keaslian bangunannya.
Teks: Melinda Yuliani