Kalau ke Malang, destinasi mana saja yang akan kamu kunjungi? Kebanyakan wisatawan biasanya memilih untuk menikmati keindahan alamnya dengan merapat ke pinggir kota, sementara yang lain melewatkan waktu berkualitas bersama keluarga di taman hiburannya. Jarang ada yang menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu museumnya.
Padahal, kota ini menyimpan banyak museum yang mengandung nilai sejarah dan budaya. Salah satunya yang paling terlengkap adalah Museum Mpu Purwa. Beralamatkan di Jalan Soekarno-Hatta No. 210, museum yang telah direvitalisasi ini tampil modern dengan tata pencahayaan cerah – jauh dari kesan suram yang biasanya terlihat di museum-museum sejarah lainnya.
Koleksinya didominasi arca, artefak, dan prasasti peninggalan kerajaan Jawa Kuno, dari Mataram Kuno, Kanjuruhan, Kediri, Singasari, hingga Majapahit. Koleksinya yang paling tua adalah makara atau arca yang dijadikan penjaga pintu di candi kerajaan Kanjuruhan. Benda ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-8.
Karena ruang pamernya tak terlalu luas, tak semua koleksi tersebut bisa dipajang. Hanya beberapa puluh saja yang bisa dipamerkan, sementara sisanya disimpan di ruang khusus.
Ruangannya sendiri ditata secara modern dan dipadukan dengan teknologi terkini untuk mendukung visualisasi dan informasi dari berbagai benda bersejarah di dalamnya. Kamu bahkan bisa memindai kode QR di setiap koleksinya untuk mendapatkan informasi terkait dalam bentuk digital.
Salah satu koleksinya yang tak boleh dilewatkan adalah arca Ganesha yang ditemukan di daerah Bunulrejo (sekarang Jalan Hamid Rusdi). Kepala arca tersebut sudah hilang, sementara tulisan pada batu sandarannya merupakan Prasasti Kanuruhan yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang atau Mataram periode Jawa Timur.
Ada pula prasasti Dinoyo 2 yang saat ditemukan dalam kondisi nyaris hancur, namun kemudian disatukan kembali untuk dipajang di museum. Seperti namanya, prasasti tersebut ditemukan di daerah Dinoyo yang dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Kanjuruhan.
Selain melihat koleksinya yang bersejarah, kamu juga dapat menuju lantai dua bangunan museum yang memamerkan sejumlah diorama. Diorama tersebut mengisahkan beberapa peristiwa penting, seperti kisah penculikan Ken Dedes oleh Tunggul Ametung, hingga Raden Wijaya yang memaksa mundur pasukan Mongol yang mencoba menguasai tanah Jawa.
Wah, sayang bukan kalau melewatkan kunjungan ke museum ini saat berada di Malang? Apalagi tiket masuknya gratis! Museum ini sendiri buka setiap hari pukul 07:30 hingga 15:30. Lokasinya persis di belakang Rumah Sakit Universitas Brawijaya, atau sekitar 18 menit berkendara dari Stasiun Malang.
Teks: Melinda Yuliani