Bagi yang hobi bersepeda santai, namun mulai bosan dengan rute yang monoton, cobalah gowes dengan pemandangan perbukitan hijau yang berpadu dengan perkebunan jagung di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta.
Kawasan yang sempat viral beberapa waktu yang lalu ini adalah Gunung Bagus, atau lebih dikenal dengan sebutan Bukit Teletubbies. Dilihat dari udara, Gunung Bagus terdiri dari beberapa bukit kecil yang memang mirip dengan Bukit Teletubbies. Bahkan kawasan Gunung Bagus Paliyan disebut-sebut serupa dengan perbukitan yang ada di Sumba, atau bahkan Selandia Baru.
Gunung Bagus sendiri merupakan bagian dari RPH (Resor Pemangkuan Hutan) Giring, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul. Awalnya, kawasan ini ditanami pohon jati yang rindang. Namun setelah dipanen, area seluas sekitar 82 hektar ini berganti menjadi ladang jagung yang membentang luas sampai ke atas bukit.
Meski tidak disediakan trek khusus untuk bersepeda, tak ada salahnya untuk menjajal gowes di sini sembari menikmati pemandangan sekitar. Kawasan ini terutama ramai saat akhir pekan, dengan sejumlah pengunjung yang menjadikan lokasi ini untuk sekadar berlari santai, bersepeda, atau bahkan bermain skateboard.
Bila berniat untuk bersepeda santai di sini, disarankan datang sedari pagi sekitar pukul 05:00-08:00. Di jam-jam itulah kawasan ini masih sejuk dan sepi dari lalu-lalang kendaraan maupun pengunjung yang datang kemari untuk sekadar berfoto. Lagipula pemandangan di sini lebih indah saat matahari terbit, ketika sinar mentari yang kuning keemasan perlahan-lahan menerangi perbukitan hijau bak padang sabana tersebut.
Bila lelah bersepeda, kamu juga bisa beristirahat sejenak sambil mengabadikan momen di area ini. Namun kamu diwajibkan untuk tidak merusak ladang jagung, tetap menjaga kebersihan kawasan Gunung Bagus, serta berolahraga dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Untuk sampai ke kawasan Gunung Bagus, kamu dapat memulai gowes dari pusat kota Yogyakarta menuju Wonosari, kemudian belok ke arah Pantai Baron. Jaraknya sekitar 47 kilometer, dengan durasi sekitar dua jam, tergantung kecepatan mengayuh sepeda. Karena lokasi ini bukanlah kawasan wisata, fasilitasnya masih belum memadai, hanya ada warung-warung sederhana milik warga di sekitarnya. Agar tak kelaparan di tengah jalan, sebaiknya membawa sendiri perbekalan sebelum bersepeda.
Teks: Dionesia Ika | Editor: Melinda Yuliani
