Pernah mendengar nama Setu Babakan? Destinasi wisata yang terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini tak hanya menawarkan keindahan alam, namun kampung di sekitarnya juga merupakan tempat terbaik untuk mengenal ragam budaya dan adat istiadat suku Betawi.
Di sini, kamu dapat melihat langsung beberapa jenis rumah adat Betawi, baik rumah kebaya, rumah gudang, maupun rumah joglo. Seperti namanya, rumah kebaya ini memiliki bentuk atap yang bila dilihat dari samping mirip lipatan kebaya. Rumah gudang biasanya dibangun di area pedalaman dengan struktur atap berupa kuda-kuda. Sementara rumah joglo yang dibangun dengan material kayu berkualitas tinggi biasanya dimiliki oleh masyarakat dengan status sosial yang tinggi.
Sembari berjalan-jalan mengitarinya, kamu dapat melihat keseharian masyarakat Betawi dan mendengarkan mereka yang mengobrol dalam logat Betawi yang unik, yakni merupakan campuran dari dialek Melayu, dipengaruhi bahasa Bali dan Hokkien, serta memiliki tata bahasa dan kosa kata yang berasal dari Cina. Unik bukan?
Kamu juga dapat menikmati musik tradisional, seperti keroncong dan rebana, atau mampir ke museumnya yang menyimpan berbagai benda bersejarah maupun replika yang pernah digunakan masyarakat Betawi. Sebut saja topeng, wayak golek, alat musik tanjidor, batik, ondel-ondel, hingga baju adat. Lukisan aktor legendaris Betawi, seperti Benjamin Sueb, komposer Ismail Marzuki, dan beberapa tokoh Betawi terkenal lainnya juga dipajang di museum ini.
Selama pandemi, pihak museum memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50 persen, selain pembatasan jam kunjung. Museum buka tiap Senin hingga Jumat pukul 09:00 hingga 15:00, serta Sabtu dan Minggu pukul 07:00 hingga 16:00. Pengunjung yang ingin memasukinya tidak dikenakan tiket masuk. Mengunjungi kawasan Setu Babakan pun gratis.
Selepas wisata budaya, jangan lewatkan pula berbagai kuliner khas Betawi yang dijajakan di sini. Kerak telor, bir pletok, dodol, laksa, soto, hingga es selendang mayang yang kini sudah mulai sulit ditemui, semuanya ada di sini. Sambil duduk-duduk di tepian danau yang asri, sulit percaya rasanya kalau tempat ini terletak di ibu kota.
Teks: Melinda Yuliani