Makin ke sini, Bandung makin mirip Jakarta yang ramai kendaraan dan lalu lintas yang padat. Walau kini Kota Kembang sudah memiliki sejumlah jalur sepeda, seperti Jalur Asia Afrika (Simpang Lima-Jembatan Alun-alun Timur), Jalur Dago (Jalan Ir. H. Juanda dari persimpangan Jalan R.E Martadinata sampai Terminal Angkot Dago), dan Jalur Balai Kota (Jalan Aceh-Jalan Merdeka-Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Wastukencana), namun kerinduan untuk gowes berlatar alam tak dapat tergantikan.
Menjauh dari keriuhan khas kota besar, pergilah ke Kampung Palintang, Desa Cipanjalu, di Bandung Timur. Jika bertolak dari pusat kota Bandung, hanya butuh sejam berkendara. Kawasan ini menjadi pelarian sempurna bagi warga Bandung dan sekitarnya yang doyan gowes off-road.
Tujuan utamanya adalah Puncak Palintang di ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut, namun beberapa pesepeda memilih caranya masing-masing untuk menjajal trek. Ada yang memilih berkendara hingga Puncak Palintang baru bersepeda menuruni trek, sebagian lagi memilih menggenjot sepeda mereka dari bawah, tepatnya dari Alun-alun Ujung Berung.
Jarak yang ditempuh hanya sekitar delapan kilometer saja, tapi bukan berarti mudah untuk dilalui. Rute sepeda Ujung Berung hingga Puncak Palintang diwarnai tanjakan panjang, belokan yang tajam, turunan curam, dengan variasi trek jalan beraspal, jalur makadam, dan tanah.
Selain trek yang beragam, pemandangan yang disaksikan dapat menjadi distraksi saat kerja keras menggenjot sepeda. Panorama Bandung dari kejauhan, pemukiman penduduk, lahan perkebunan, Bukit Tunggul dengan jajaran pohon kina, termasuk udara sejuk yang menyegarkan, menjadi bonus perjalanan yang dapat diselesaikan dalam waktu sekitar dua jam ini.
Bagi mereka yang baru menekuni sepeda off-road, rute ini bisa dijadikan arena latihan. Tak usah buru-buru menuntaskan perjalanan, lalui trek sekaligus menikmati alam. Di sepanjang jalan, mudah menemukan warung untuk membeli minuman sekaligus tempat beristirahat sesaat. Dulunya, hanya ada warung dekat SD Palintang, namun kini sudah ada beberapa titik yang menjajakan kudapan dan minuman.
Kebun Kina dan Danau Buatan
Sembari bersepeda, sempatkan waktu untuk mengunjungi tempat menarik sekitar rute ini, seperti Wisata Kebun Kina Bukit Tunggul yang hanya berjarak sekitar empat kilometer dari Palintang. Rute yang dilewati sudah cukup baik, namun mendekati lokasi wisata terlihat beberapa bagian jalan yang rusak.
Dihubungi Getlost.id pada Kamis (26/11/2020), Andri dari Wisata Kebun Kina Bukit Tunggul menjelaskan bahwa objek wisata ini dapat dikunjungi dari pukul 08:00 hingga 16:00, dengan tiket masuk Rp10.000 per orang. Andri mengaku, hari Minggu biasanya Wisata Kebun Kina Bukit Tunggul cukup ramai didatangi pengunjung.
Selain menikmati jajaran pohon kina yang konon sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, pengunjung Wisata Kebun Kina Bukit Tunggul juga penasaran dengan Situ Sangkuriang, yaitu danau buatan yang dipercaya warga setempat sebagai lokasi Sangkuriang mencuci tangannya. Danau ini hanya 500 meter saja jaraknya dari pintu masuk dan bisa dijadikan tempat untuk bersantai atau piknik.
Di Wisata Kebun Kina Bukit Tunggul juga terdapat area berkemah yang buka 24 jam. Pengunjung yang berminat mendirikan tenda di sini cukup membayar Rp25.000 per orang dan diimbau membawa peralatan berkemah sendiri.
Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani