Mengintip Koleksi Peninggalan Kerajaan di Museum Keraton Surakarta

Sempat tutup beberapa bulan akibat pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia, Museum Keraton Surakarta kembali beroperasi sejak dua minggu lalu, tepatnya mulai Minggu (8/11/2020). Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi warga Jawa Tengah dan sekitarnya yang ingin menikmati liburan sembari mengenal lebih dalam budaya Jawa yang kental di Solo.

Letak museum ini sendiri berada di dalam kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat, sehingga bangunan museumnya pun masih bergaya tempo dulu dengan arsitektur yang didominasi kayu. Uniknya, kayu yang digunakan bukan kayu sembarangan, melainkan yang sudah teruji ketahanannya, sehingga tak heran bila bangunannya masih berdiri kokoh meski sudah berusia ratusan tahun.

Memasuki museum, pengunjung dapat melihat berbagai benda bersejarah peninggalan Keraton Surakarta. Total ada 13 ruangan di sini, dengan masing-masing ruangan memiliki daya tariknya sendiri.

Foto: Dok. Google Maps/Gita Sirini

Di ruangan pertama, misalnya, terdapat barang-barang peninggalan raja Kasunanan Surakarta. Mulai dari foto-foto raja yang pernah memerintah keraton, perabot berukir yang sudah ada sejak tahun 1700-an, hingga maklumat tertanda 1 September 1945 yang menyatakan ucapan selamat dan dukungan Keraton Surakarta terhadap Republik Indonesia.

Beranjak ke ruangan selanjutnya, kamu dapat mengintip sejumlah koleksi arca yang menarik. Beberapa di antaranya berasal dari Bali, sementara ada pula koleksi lain yang  berasal dari peninggalan zaman purbakala.

Foto: Dok. Google Maps/Tri Hardono

Ruangan ketiga berisi koleksi patung kuda milik pasukan keraton, lengkap dengan pakaiannya, sementara ruangan keempat menampilkan berbagai perlengkapan yang digunakan saat pernikahan kerajaan, selain juga diorama dan relief yang menampillkan prosesinya.

Dua ruangan selanjutnya difokuskan untuk menampilkan pameran berbagai benda seni, mulai dari wayang kulit, topeng yang digunakan untuk menarikan tari topeng, hingga relief yang menggambarkan berbagai jenis tari dan seni pertunjukan tradisional lainnya.

Foto: Dok. Google Maps/Mrs. Anna

Dari sini, kamu akan tiba di ruangan ketujuh yang menampilkan berbagai peralatan yang digunakan untuk upacara adat, seperti bokor, kendi, sumbul, dan dan perhiasan, hingga tiba di dua ruang pamer selanjutnya yang menyuguhkan koleksi alat angkut tradisional keraton dan kereta kerajaan.

Kamu juga dapat melihat ruangan ke-10 yang dikhususkan untuk Pangeran Diponegoro. Konon, Pakubuwana VI adalah pendukung perjuangan Pangeran Diponegoro, yang menentang pemerintah Hindia Belanda sejak 1825. Namun, karena terikat perjanjian dengan Belanda, persekutuan ini pun harus ditutup-tutupi. Di ruangan ini, kamu dapat melihat diorama yang menggambarkan pertemuan keduanya, sebelum ke ruangan berikutnya yang menyimpan berbagai jenis senjata, termasuk pedang, perisai, keris, dan panah.

Foto: Dok. Google Maps/Siliwangi

Di dua ruangan terakhir, kamu dapat melihat berbagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam keseharian di Keraton Surakarta, seperti alat masak abdi dalem. Ada pula maket yang menampilkan rumah-rumah berarsitektur khas Jawa, lengkap dengan patung-patung prajurit kecil.

Protokol Kesehatan

Sama seperti tempat-tempat wisata lainnya, pengelola Museum Keraton Surakarta menerima kunjungan publik dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk mewajibkan pengunjung mengenakan masker dan menjaga jarak.

Saat masuk, pengunjung wajib mencuci tangan di salah satu dari empat wastafel yang tersedia. Setelah itu, pengunjung melalui pemeriksaan suhu tubuh dahulu, sebelum membeli tiket dan masuk ke museum. Pengunjung dengan suhu di atas 37,5 derajat Celcius dilarang masuk. Anak usia di bawah 15 tahun dan lansia juga tidak diperbolehkan berkunjung ke museum.

Meski tidak membatasi jumlah pengunjung karena area keraton yang luas, yakni mencapai 70 hektar, pihak pengelola mengatur arus pengunjung hanya satu jalur mengikuti arah jarum jam. Jadi, pengunjung masuk dan keluar di pintu yang berbeda, sehingga tidak berpapasan dengan pengunjung lain. Pengaturan waktu pun diterapkan dengan diberikan jeda selama beberapa menit, terutama untuk rombongan besar, agar di dalam tidak berdesak-desakan.

Tiket bisa langsung dibeli di lokasi, tak perlu reservasi, dengan harga Rp15.000 per orang. Museum ini sendiri buka tiap Senin-Kamis pukul 09:00-14:00, serta Sabtu-Minggu pukul 09:00-16:00, Jumat tutup. Keraton Surakarta sendiri terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Sidikoro, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, dan bisa dicapai dengan berjalan kaki sejauh 500 meter dari Alun-alun Kidul Surakarta.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here