Cocok untuk Pemula, Gunung Kanaga Dapat Didaki dalam Waktu Sejam

Selain bersepeda, aktivitas trekking dipilih pejalan untuk menghabiskan akhir pekan dan mengisi kerinduan karena belum dapat berwisata lebih jauh. Pandemi seakan menghadirkan destinasi-destinasi baru yang sebenarnya sudah ada sebelumnya. Seperti Gunung Kanaga di Bogor, yang mencuri perhatian warganet melalui pemandangan puncak berbatu dengan lanskap hijau yang terbentang tanpa batas.

Dalam bahasa Sunda, Kanaga atau Kandaga berarti wadah sejenis peti kecil, biasanya untuk menyimpan barang berharga. Konon, Gunung Kanaga berkaitan dengan perjalanan syiar Islam Eyang Sake Langlang Buana di tanah Bogor.

Ada juga yang menyebutkan sejarah Gunung Kanaga bertalian dengan keberadaan Makam Eyang Taji Malela, yang juga merupakan penyebar ajaran Islam di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari. Ia disebut-sebut sebagai salah satu murid Sunan Gunung Jati.

Tahun lalu, nama Gunung Kanaga mencuat berkat pemberitaan kebakaran hebat yang terjadi di kawasan hutannya. Selama seminggu, titik-titik api bermunculan menyebabkan kebakaran hebat yang menghanguskan puluhan hektar hutan di kawasan ini.

Foto: Instagram @devioctaviani87

Penyebab kebakaran diduga karena kemarau ekstrem yang menyebabkan kobaran api membakar hutan bambu dan padang ilalang. Minimnya air dan medan yang sukar ditempuh menjadi kendala pemadaman api berlangsung cepat.

Di luar kisah religius dan bencana kebakaran, Gunung Kanaga yang berlokasi di Desa Antajaya, Kecamatan Tanjungsari, menawarkan alternatif wisata gunung dekat Jakarta yang mudah diakses. Jika datang dari Jakarta, Gunung Kanaga mudah dicapai dengan mengikuti peta digital di ponsel melalui tol Jakarta-Cikampek selama dua jam perjalanan.

Tiba di lokasi, kamu dapat memarkirkan kendaraan di area pemukiman warga, dekat warung. Jangan lupa izin terlebih dahulu dan membayar parkir seikhlasnya.

Mudah Menuju Puncak

Dari tempat parkir, kamu dapat memulai pendakian gunung setinggi 312 meter di atas permukaan laut. Untuk menuju puncak, hanya dibutuhkan waktu sekitar satu jam, tergantung stamina dan ritme pendakian. Walau terkesan mudah, jangan remehkan trek di Gunung Kanaga yang dipenuhi pohon berduri dan licin di musim hujan.

Foto: Instagram @indrasutantoo

Gunung Kanaga yang bebas tiket masuk ini cocok bagi pendaki pemula atau mereka yang ingin menikmati pemandangan tanpa perlu beraktivitas ekstrem. Sebelum mendaki, terdapat warung yang dapat dijadikan tempat sarapan atau membeli perbekalan. Ini adalah satu-satunya warung yang terdapat di lokasi pendakian.

Awalnya, pendaki akan melintasi perkebunan pohon pisang dan seiring waktu trek akan terus menanjak. Pastikan untuk mengenakan alas kaki anti-licin dan nyaman dipakai saat mendaki.

Trek pendakian juga akan melewati pohon-pohon berduri, sehingga pastikan lindungi tubuh dengan mengenakan pakaian tertutup. Jika sudah berada di area dengan tumpukan batuan andesit, itu artinya kamu sudah mendekati puncak Kanaga.

Pemandangan dari puncak dihiasi alam Cariu yang asri dengan pematang sawah, perkebunan, dan padang rumput. Panorama ini semakin cantik untuk dikagumi jika memilih pendakian di waktu subuh, sembari menyambut matahari terbit.

Walau pendakian menuju puncak Gunung Kanaga termasuk mudah, untuk aktivitas berkemah di sini belum tersedia fasilitas yang memadai. Banyak bebatuan di area lapang sehingga tidak akan menampung banyak kemah untuk dididirikan.

Foto: Instagram @indrasutantoo

Seusai mendaki Gunung Kanaga, sekalian mampir di persawahan Bantar Kuning di Desa Bantar Kuning. Area persawahannya fotogenik, selain karena luasnya hamparan sawah, dari sini dapat terlihat Gunung Kanaga dari kejauhan. Ada jalur setapak yang bisa dijadikan trek untuk bersepeda dan jogging.

Beberapa pejalan memilih gowes dari kota menuju lokasi ini untuk menambah keseruan bertualang. Disarankan untuk berkunjung di pagi atau sore hari karena matahari tidak terlalu menyengat.

Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here