Pulau yang terkenal dengan karapan sapinya ini juga merupakan tempat asal berbagai masakan khas yang menyumbangkan bukti betapa kayanya koleksi kuliner Indonesia. Sebut saja sate, soto, dan Bebek Sinjay – bebek yang digoreng sampai kering serta disajikan dengan sambal pencit yang pedas segar – serta aneka ramuan jamu tradisional yang dapat meningkatkan vitalitas.
Berikut beberapa di antaranya yang wajib dicicipi saat liburan ke Madura.
Nasi Jagung
Cara membuatnya mirip dengan memasak nasi pada umumnya, hanya komposisi beras lebih sedikit, dengan tambahan jagung kering yang ditumbuk kasar. Nasi jagung biasanya disajikan dengan urapan, sayur lodeh, pepes ikan tongkol, dan tempe bumbu Bali. Gerai yang terkenal untuk mencicipi nasi jagung adalah Warung Nusa Indah yang berlokasi di Jalan KH. Moh Kholil 105, Bangkalan.
Nasi Serpang
Berasal dari Desa Serpang, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, nasi campur ini terdiri dari sambal goreng kerang, bihun, pepes ikan tongkol, serundeng daging, telur asin, lodeh tahu, krecek, dan rempeyek. (Rekomendasi: Warung Nasi Serpang, tepi Jalan Lemah Duwur, Bangkalan)
Nasi Petis Madura
Nasi putih dengan lauk telur petis ini disajikan dengan empal, paru goreng, semur daging sapi, serta sambal. Semur di Madura ini biasanya dimasak dengan jintan. (Rekomendasi: Warung Amboina, tepi alun-alun kota di Bangkalan)
Soto Madura
Soto di Sumenep menggunakan singkong rebus sebagai pengganti nasi dan berisi taoge goreng, bihun, usus sapi, serta daun bawang dan bawang goreng sebagai condiment. Pelengkap soto ini adalah campuran bumbu kacang, petis, dan pisang muda yang dihaluskan. Soto Madura di Pamekasan berisi kentang rebus, taoge, dan perkedel dengan kuah berbumbu merica dan bawang putih yang disajikan dengan lontong, bakwan jagung, dan rempeyek. Sementara itu, Soto Madura di Bangkalan menggunakan daging sapi, daging ayam, atau jeroan sapi dengan pilihan kuah bening dan kuah kuning.
Kalsot (Kaldu Soto)
Menggunakan kacang hijau, kalsot rasanya asin dengan aroma daging yang kuat dari kikil sapi. Kalsot disajikan dengan taburan bawang merah goreng dan seledri di atasnya, serta disantap dengan irisan ketupat, lontong, atau singkong rebus. Salah satu tempat terbaik untuk mencicipinya adalah di Warung Ibu Adnan Kaldu Kokot (Jl. Dr. Wahidin 5, Sumenep)
Kaldu Kokot
Mirip kalsot, namun menggunakan daging kokot (istilah Madura yang berarti telapak kaki kambing atau sapi). Penduduk lokal percaya bahwa mengonsumsi kokot mampu menambah nutrisi pada otak dan meningkatkan stamina. Gerai kaldu kokot dapat ditemui di kawasan Kalianget, Sumenep.
Sate Lalat
Banyak dijumpai di malam hari, menu ini dinamakan sate lalat karena berupa potongan ayam yang sangat kecil sehingga menyerupai lalat dan disajikan dengan bumbu kacang. (Rekomendasi: sate lalat di sekitar Jalan Niaga, Pamekasan)
Apen Lopes
Terlihat mirip serabi, namun rasanya berbeda karena tidak menggunakan kelapa muda dan garam. Kuahnya menggunakan gula merah dengan jahe dan kayu manis. Rekomendasi: kawasan Parsanga, Sumenep Campur Lorjuk Berbahan utama kaldu dari rebusan lorjuk (kerang bambu) dan disajikan dengan lontong, rempeyek, sohun, taoge, dan bawang goreng. (Rekomendasi: di sekitar Jalan Niaga dan Jalan Trunojoyo di Pamekasan)
Bebek Goreng
Rumah makan bebek goreng pun bertaburan di Madura. Tekstur bebeknya empuk dengan bumbu yang meresap, serta disajikan dengan sambal yang menggunakan serutan mangga muda. Salah satu tempat terbaik untuk mencicipinya adalah di Bebek Sinjay (Raya Ketengen 45, Bangkalan).
Bebek Kukus
Selain Bebek Sinjay (singkatan Sinar Jaya) yang terkenal karena antrean pengunjungnya, Madura tak kekurangan gerai masakan berbahan bebek. Sebut saja Bebek Songkem Pak Salim (Jalan Trunojoyo No. 9A, Sampang) yang menawarkan bebek yang dikukus dalam daun pisang dengan berbagai rempah aromatik. Karena tidak digoreng, menu bebek di rumah makan ini juga tentunya juga lebih sehat.
Rujak Patemon
Mirip rujak cingur, hanya saja rujak ini menggunakan rumput laut dengan bumbu petis ikan, cingur, dan keripik singkong yang diulek bersama sayuran lainnya. (Rekomendasi: Wisata Kuliner Rujak Patemon, Pamekasan)
Teks: Melinda Yuliani