Mengeksplorasi wilayah selatan Sulawesi kini akan semakin mudah dengan kehadiran rute terbaru Citilink. Mulai Kamis, 17 September 2020, maskapai penerbangan bertarif rendah tersebut melayani rute yang menghubungkan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dengan empat bandara lain di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Adapun empat bandara tersebut antara lain Bandara Sangia Nibandera (PUM) di Kolaka, Betoambari Airport (BUW) dekat Baubau, Bandara Bua atau Bandara Palopo Lagaligo (LLO) di Kabupaten Luwu, serta Bandara H. Aroeppala di Pulau Selayar. Semua rute ini dioperasikan oleh pesawat turboprop bermesin ganda ATR 72-600.
Dalam sebuah pernyataan, CEO Citilink Juliandra mengatakan pihaknya berharap kehadiran rute baru ini dapat meningkatkan perekonomian daerah, memperlancar distribusi logistik, serta memberikan kontribusi kepada sektor lain, termasuk pariwisata.
Dari Bandara Sangia Nibandera, pelancong dapat mengunjungi banyak tempat wisata menarik di Kabupaten Kolaka, seperti Pantai Pitura yang masih asri dengan deretan pepohonan rindang, Danau Biru di Desa Walasiho dengan perairan jernih, hingga pemandian air panas Kea Kea yang dilengkapi fasilitas flying fox.
Terletak di Pulau Buton, Betoambari Airport yang dekat Baubau menawarkan akses mudah untuk menjelajahi berbagai atraksi alam, mulai dari pantai, danau, air terjun, gua berkolam jernih, hingga hutan rimbun dan perbukitan yang berselimutkan padang rumput. Di sini jugalah pelancong dapat menikmati suasana kota kecil yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk, selain juga mencicipi aneka seafood segar.
Di Palopo, pelancong dapat menjumpai pemandangan alam yang tak biasa, hingga spot kekinian yang Instagenik. Sebut saja Bukit Kambo dengan deretan vila berbentuk lumbung, Air Terjun Latupa yang asri, serta Bukit 513 yang menawarkan panorama kota dari ketinggian.
Sementara Pulau Selayar tak hanya menawarkan pesona alam berupa pantai dan keindahan bawah lautnya yang cantik, namun juga memiliki budaya dan kuliner yang unik. Berjuluk surga di timur Indonesia, di sinilah wisatawan dapat melihat penyu bertelur, atau mengunjungi peninggalan sejarah kerajaan Selayar dari abad ke-16.
Teks: Melinda Yuliani