Menyingkap Keindahan Madakaripura, Air Terjun Abadi di Probolinggo

Lain kali ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, jangan langsung meninggalkan kawasan tersebut usai menjelajah Bromo dan Semeru, melainkan mampirlah ke Desa Sapih. Di sini, Anda dapat mengunjungi Air Terjun Madakaripura yang tak hanya merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa, namun juga tertinggi kedua di Indonesia setelah Air Terjun Ponot di Sumatera Utara.

Dari Probolinggo, Air Terjun Madakaripura dapat diakses dengan berkendara selama sekitar satu jam. Sesampainya di area parkir, pengunjung masih harus trekking sekitar setengah jam melalui medan yang mudah longsor dan licin, sehingga sebaiknya mengenakan sepatu atau sandal gunung yang kuat dan tahan air. Kenakan juga jas hujan dan bawa pakaian ganti, karena semakin mendekati lokasi, derasnya air terjun akan semakin terasa dengan air yang terus-terusan menetes ke tubuh seakan sedang gerimis.

Selain itu, lembah di sekeliling pun akan semakin menyempit, hingga akhirnya Anda tiba di ujung lembah dengan air terjun utama dengan dinding tebing yang tampak melingkar, membentuk semacam ceruk. Dari sekujur tebingnya yang curam itulah air terjun ini mengalir deras, menyerupai tirai putih yang indah. Pemandangan ini semakin memukau di pagi hari, ketika sinar matahari menyeruak dari atas tebing.

Total ada lima titik air yang membentuk Madakaripura dengan debit air yang bervariasi dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda untuk mengaksesnya. Karena didominasi batu-batu berlumut, disarankan untuk melangkah dengan ekstra berhati-hati karena licin. Pastikan juga datang di pagi hari atau sebelum pukul 14:00, karena di sore hari sering hujan sehingga akses kerap terendam air.

Di sekitar air terjun ini juga terdapat beberapa ceruk kecil, yang konon merupakan tempat Patih Gajah Mada bertapa. Banyak pula yang menyebut Madakaripura sebagai Air Terjun Abadi, karena air terjunnya tak pernah kering dan debitnya pun tak pernah berkurang.

Tertarik mengunjungi Air Terjun Madakaripura? Per 12 Agustus lalu, tempat wisata ini sudah dibuka kembali, meski dibatasi jumlah pengunjungnya, yakni maksimal 60 orang per hari. Pembatasan kunjungan ini sendiri merupakan bagian dari penerapan standar operasional prosedur sekaligus protokol kesehatan dari Pemkab Probolinggo. Harapannya, penerapan jaga jarak aman dapat tetap terlaksana dan penularan Covid-19 dapat diminimalkan.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here