Ayutthaya adalah ibu kota kerajaan Siam pada abad 14 hingga 17, sekaligus pusat kebudayaan dengan kekayaan arsitektur dan sentra perdagangan internasional. Memiliki tiga istana besar dan 400 kuil yang hampir semuanya dihancurkan ketika Burma menginvasi Siam pada 1767, perjalanan ke kota kuno ini berarti beranjak dari satu wat ke wat lain.
Wat yang mesti dikunjungi ketika berada di Ayutthaya adalah Wat Mahathat yang ikonis dengan kepala Buddha yang terlilit akar pohon Banyan, sementara bagian badannya tidak diketahui keberadaannya. Jangan lewatkan juga Wat Ratchaburana dengan dua pagoda dan sebuah biara yang dihiasi naga, garuda, dan patung-patung lain.
Sebelum mengunjungi kota kuno Ayutthaya, perhatikan panduan berikut ini.
-
Waktu Terbaik
November hingga Januari adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Ayutthaya yang menawarkan cuaca bersahabat. Kota ini diketahui memiliki curah hujan sedikit dalam setahun dan umumnya berhawa panas serta lembab. Di periode ini, rata-rata suhu di Ayutthaya sekitar 30 derajat Celsius.
Jika ingin menghindari keramaian, datanglah sekitar Maret dan April, saat Ayutthaya tidak ramai dengan turis dan tarif akomodasi yang bersahabat. Namun Anda harus membayarnya dengan menikmati Ayutthaya yang bersuhu sekitar 45 derajat Celsius di periode tersebut.
-
Naik Kereta Lebih Praktis
Ayutthaya yang terletak di utara Bangkok cukup mudah diakses dari ibu kota. Kereta merupakan transportasi ideal dan efisien yang kerap dipilih pejalan untuk mengakses Ayutthaya. Dengan durasi dua jam perjalanan, pejalan dapat menaiki kereta dari Stasiun Hua Lamphong yang tersedia mulai pukul 04:20 hingga 22:25.
Ada beberapa tipe kereta yang melayani rute Bangkok-Ayutthaya, yaitu kereta Ordinary dengan tiket paling murah mulai 15 baht (kelas tiga), namun memiliki daya tempuh lebih lambat; kereta Rapid yang menawarkan tarif mulai 45 baht (kelas tiga) dan 65 baht (kelas dua); kereta Express yang nyaman dengan pendingin ruangan di kelas dua (tiket 245 baht); dan kereta Special Express DRC (Diesel Railcars) yang tercepat dan termahal dengan harga tiket mulai 345 baht.
Pejalan tidak perlu memesan tiket tujuan Ayutthaya, tapi dapat langsung dibeli di loket pada hari keberangkatan, jika menggunakan kereta Ordinary atau Rapid. Perlu diingat bahwa kereta Ordinary dan Rapid tidak memiliki nomor kursi, penumpang bebas memilih tempat duduk. Sebaliknya, jika memilih layanan kereta Express atau Special Express DRC, diimbau untuk melakukan reservasi jauh-jauh hari untuk memastikan posisi tempat duduk sesuai keinginan.
-
Transportasi Alternatif
Jika ingin mencari transportasi alternatif, pejalan dapat menaiki bus yang berangkat dari Stasion Mo Chit (northern bus terminal) yang berangkat tiap 20 menit. Perjalanan dengan bus memakan waktu minimal dua jam, tergantung situasi lalu lintas. Tarif bus ke Ayutthaya cukup terjangkau, mulai 2 dolar Amerika.
-
Jangan Hanya Sehari
Banyak yang merekomendasikan cukup sehari berkunjung ke Ayutthaya, tentu karena alasan kemudahan akses dan durasi perjalanan yang pendek. Namun Ayutthaya tak cukup untuk dikitari sehari, karena banyak hal yang dapat dinikmati di sini. Setidaknya sisihkan satu atau dua malam di Ayutthaya sehingga Anda tak perlu tergesa-gesa menyusuri reruntuhan bangunan bersejarahnya.
-
Bersepeda Keliling Kota
Biasanya pejalan akan menyewa tuk-tuk untuk mengitari jajaran kuil di Ayutthaya. Namun bersepeda merupakan cara menyenangkan untuk menyusuri reruntuhan bangunan sakral ini dan Anda dapat menemukan spot-spot tersembunyi, yang hanya dapat ditemukan jika bersepeda. Ada banyak tempat penyewaan sepeda di Ayutthaya dengan tarif mulai 50 baht per hari. Jalur yang dilewati aman dan terawat, tanpa lalu lintas yang padat.
-
Kenakan Pakaian yang Tepat
Jika memilih keliling Ayutthaya dengan bersepeda, kenakan pakaian nyaman dengan bahan yang menyerap keringat. Selain itu, sebagian besar kuil di Ayutthaya berada di ruang terbuka, sehingga Anda perlu mempertimbangkan pakaian yang nyaman. Tapi perlu diingat bahwa kuil-kuil di Ayutthaya dan seluruh Thailand mengharuskan pengunjung untuk mengenakan pakaian yang sopan dan tidak terbuka.
-
Mencicipi Boat Noodles
Dulunya berperan sebagai ibu kota yang pesat disinggahi pedagang dari Tiongkok, India, Persia, Jepang, dan Eropa, tentunya memengaruhi kuliner di Ayutthaya yang lebih beragam dibanding kota-kota lain di Thailand. Jika bertandang di sini, jangan lupa untuk mencicipi boat noodles atau kuay tiow ruea yang dimasak di atas perahu.
Cari saja sampan panjang dan ramping dengan panci masak yang mengepul di atasnya. Anda akan menemukan boat noodles yang tampak seperti bihun dan dimasak dengan kaldu daging babi. Biasanya boat noodles disajikan dalam porsi kecil dengan harga murah, sehingga banyak yang memesan lebih dari semangkuk.
-
Lupakan Floating Market
Tidak seperti pasar terapung di Bangkok yang lebih orisinal, floating market di Ayutthaya dinilai kurang autentik. Biasanya pejalan mengunjunginya jika tidak sempat menghampiri yang di Bangkok atau sebagai pelarian sejenak seusai mengitari kuil. Tidak ada yang istimewa di floating market di Ayutthaya, pengunjung akan dikenakan biaya masuk dan berisi aneka kuliner lokal dan toko suvenir.
-
Night Market Lebih Seru
Alih-alih mengunjungi floating market, datangi night market yang tidak hanya sebagai tempat untuk membeli suvenir, mencicipi kuliner lokal, juga sebagai area bersosialisasi dengan warga lokal. Krungsri Night Market hanya beroperasi tiap Jumat, Sabtu, dan Minggu, mulai pukul 17:00 hingga 22:00. Pasar malam ini berlokasi sekitar 400 meter dari Wat Si Sanphet yang mudah diakses dengan bersepeda. Ada juga pasar malam yang lebih kecil, yang terletak di seberang Chantharakasem National Museum.
Teks: Priscilla Picauly