Provinsi Banten yang terletak di ujung barat Pulau Jawa ini memiliki potensi wisata yang luar biasa, termasuk deretan pantai yang tak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di pulau tetangga. Sebut saja Pantai Sawarna yang fotogenik berkat hamparan pasir putihnya yang berhiaskan karang. Perairannya pun memiliki ombak besar, sehingga banyak peselancar yang datang kemari.
Banten juga memiliki taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, Ujung Kulon. Terletak di semenanjung segitiga paling ujung selatan Jawa, taman nasional yang merupakan suaka margasatwa terakhir bagi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) ini menawarkan berbagai atraksi wisata menarik, dari hutan bakau hingga pulau-pulau dengan situs menyelam. Tak heran bila kemudian taman nasional ini menjadi salah satu opsi untuk melewatkan liburan akhir pekan panjang.
Dari Jakarta, Anda dapat mengakses taman nasional ini dari Labuan, lalu dilanjutkan naik speedboat sewaan ke Pulau Peucang selama sekitar dua jam. Pulau ini merupakan salah satu tempat wisata utama di taman nasional ini dengan gugusan karang dan kehidupan bawah laut yang menawan di perairannya, sehingga berkunjung kemari tak lengkap tanpa melakukan snorkeling atau scuba diving.
Di pulau ini jugalah Anda dapat melihat berbagai satwa liar, dengan rusa dan monyet ekor panjang yang paling sering terlihat berkeliaran. Tak perlu khawatir soal akomodasi, karena pulau ini juga memiliki penginapan, termasuk Nikki Peucang Resort dengan akomodasi berupa pondok-pondok bambu di tepi pasir putih.
Dari sini, Anda dapat menuju Padang Penggembalaan Cidaon dengan naik kapal. Atraksi utama di sini adalah sabana yang merupakan tempat berkumpulnya hewan-hewan liar penghuni hutan Ujung Kulon untuk mencari makan. Bila kembali di sore hari, dalam perjalanan pulang Anda dapat menyaksikan pemandangan matahari terbenam.
Opsi lainnya adalah wisata ke Pulau Handeuleum, yang merupakan tempat terbaik untuk melihat hutan lindung yang menyelimuti kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Di Handeuleum, pengunjung dapat menyusuri sungai dan hutan bakau dengan naik kano selama dua jam untuk mengamati kehidupan satwa liar yang tinggal di sekitarnya, seperti burung, ikan terbang, dan kepiting bakau.
Aturan Masuk Baru
Bagi yang tertarik kemari, TN (Taman Nasional) Ujung Kulon telah kembali dibuka per 10 Agustus 2020 dengan menerapkan serangkaian protokol yang ketat, termasuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh, membatasi jumlah penumpang dalam satu kapal, mengenakan sarung tangan dan masker bagi petugas maupun nahkoda dan ABK kapal, serta menyediakan sarana cuci tangan dan hand sanitizer di beberapa titik.
Pengunjung yang datang juga mesti mematuhi sejumlah aturan, yakni sebagai berikut.
- Memiliki surat bebas Covid-19 yang masih berlaku bagi pengunjung dari zona merah dan luar negeri, berupa hasil rapid test, PCR, atau keterangan bebas gejala influenza dari dokter rumah sakit atau puskesmas.
- Memiliki surat keterangan sehat dari dokter untuk kegiatan berisiko tinggi, seperti menyelam, serta membuat surat pernyataan tanggung jawab (bermeterai Rp6.000) atas keselamatan, keamanan, dan kesehatan pengunjung yang dapat diunduh di bit.ly/srtpengunjung.
- Menyertakan salinan fotokopi dua persyaratan di atas.
- Mengunduh aplikasi PeduliLindungi yang bisa diunduh di Google Play Store dan App Store.
- Membayar asuransi yang berlaku di TN Ujung Kulon.
- Mengenakan masker sepanjang waktu.
- Membawa hand sanitizer dan/atau sabun cair untuk mencuci tangan.
- Menerapkan jaga jarak fisik di seluruh objek wisata alam dan kawasan TN Ujung Kulon.
- Tidak membuang sampah di dalam kawasan TN Ujung Kulon.
- Melapor ke kantor Seksi Pengelolaan Wilayah TN Ujung Kulon yang terdekat dengan lokasi keberangkatan (Kantor Seksi PTN Wilayah I di Tamanjaya, Kantor Seksi PTN Wilayah II di Ujungjaya, dan Kantor Seksi PTN Wilayah III di Sumur) untuk pemeriksaan kesehatan dan kelengkapan dokumen.
Call center Covid-19 di TN Ujung Kulon adalah 0811-123-8884. Balai TN Ujung Kulon akan melakukan evaluasi setiap minggu sebagai bahan keputusan untuk melanjutkan kembali pembukaan, atau menutup lagi kawasan tersebut bila ada kasus penularan Covid-19.
Teks: Melinda Yuliani