Setelah Batur (Bali), Ciletuh (Jawa Barat), Gunung Sewu (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Rinjani (Nusa Tenggara Barat) ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, Indonesia boleh berbangga dengan masuknya Kaldera Toba dalam daftar tersebut. Dalam Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO pada 7 Juli, Kaldera Toba resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.
Terpilihnya Kaldera Toba dilihat dari kaitan geologis dan warisan tradisi masyarakat lokal, serta keanekaragaman budaya dan hayati. Geopark atau taman bumi adalah kawasan dengan batasan yang ditetapkan UNESCO (mencakup organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan) yang memiliki potensi pembangunan ekonomi lokal berkelanjutan. Geopark lokal harus terdiri sejumlah jejak geologi yang memiliki keindahan, kelangkaan, atau kepentingan ilmiah khusus.
Kaldera Toba yang juga masuk dalam daftar 10 destinasi Bali baru, memiliki 16 situs geologi yang menjadikannya unik dan beragam, antara lain Air Terjun Sipiso-piso, Silalahi-Sabungan, Haranggaol, hutan lindung monyet-monyet liar Sibaganding, Taman Eden, Balige-Liang Sipege, Hutaginjang, dan lainnya. Selain itu, geopark tidak hanya berhubungan dengan geologi tetapi juga memiliki unsur ekologi, arkeologi, serta nilai sejarah dan budaya.
Dengan ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, pariwisata di kawasan ini diharapkan akan berkembang, baik dari segi ekonomi, infrastruktur, promosi budaya, serta pembangunan yang berkelanjutan. Selain akan menarik perhatian dan kunjungan wisatawan, diharapkan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan, terutama bagi warga lokal.
Glamping Berlatar Kaldera Toba
Dengan potensi geologi, ekologi, sejarah, dan budaya, Kaldera Toba juga berupaya meningkatkan infrastuktur untuk menunjang sektor pariwisata dengan membangun The Caldera Toba Nomadic Escape, merupakan atraksi terbaru di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Berlokasi di Desa Sibisa, Kecamatan Ajibata, The Caldera Toba Nomandic Escape diresmikan pada 4 April 2019 dan sempat dikunjungi Presiden Jokowi Juli 2019.
Disingkat The Caldera, atraksi ini berkonsep amenitas wisata (nomadic tourism) yang menawarkan berbagai fasilitas, seperti Kaldera Amphitheater, Kaldera Plaza, Kaldera Stage, dan Kaldera Hill. Dapat ditempuh sekitar dua jam perjalanan dari Bandara Silangit, The Kaldera memiliki area berkemah seluas dua hektar, dengan fasilitas tenda berisi kasur queen size, sofa, dan meja kecil. Pilihan lain, wisatawan dapat menginap di Glass House atau Bubble Tent yang transparan jika ingin menikmati langsung pemandangan.
Teks: Priscilla Picauly