Pemerintah Maladewa telah memutuskan untuk membuka perbatasannya bagi semua turis internasional mulai 15 Juli. Keputusan ini disampaikan oleh Presiden Republik Maladewa, Ibrahim Mohamed Solih. Serangkaian aturan dan ketentuan akan diterapkan dalam menyambut kembali wisatawan di era normal baru.
Melalui akun Twitter resminya @MoTmv, Kementerian Pariwisata Maladewa menyampaikan beberapa informasi penting terkait hal ini. Hal pertama yang perlu dicatat adalah tanggal pembukaan pulau-pulau di dalamnya. Di awal pembukaannya pada 15 Juli, resor, hotel, dan kapal-kapal penginapan yang beroperasi hanya yang berada di pulau-pulau tak berpenghuni. Sementara yang ada di pulau-pulau berpenduduk baru akan dibuka mulai 1 Agustus. Namun, izin tinggal sementara di pulau berpenghuni dapat diberikan untuk kebutuhan transit antarpulau.
Selain itu, wisatawan juga wajib melakukan reservasi kamar di fasilitas-fasilitas penginapan yang terdaftar di Kementerian Pariwisata. Dalam tahap awal ini, wisatawan harus menginap di satu tempat yang sama selama waktu kunjungan ke Maladewa. Menginap di berbabagai hotel dan resor yang berbeda tidak diizinkan dalam tahap ini.
Maladewa juga akan menawarkan bebas visa 30 hari untuk semua wisatawan. Bukan hanya itu, wisatawan juga tidak perlu menyerahkan hasil tes negatif Covid-19 maupun sertifikat kesehatan untuk bisa masuk ke negara kepulauan ini. Wisatawan hanya perlu mengisi kartu pernyataan sehat (health declaration card) ketika tiba di bandara. Maladewa juga tidak mewajibkan karantina 14 hari bagi wisatawan asing, namun pengecekan standar di bandara akan tetap dilakukan. Bila ditemukan gejala Covid-19, wisatawan tersebut baru akan diwajibkan untuk tes PCR.
Langkah yang diambil Maladewa ini sangat berbeda dari rencana awalnya. Sebelumnya, Maladewa berencana untuk menghapuskan bebas visa 30 hari. Wisatawan yang hendak masuk ke negara ini harus mengajukan visa yang membutuhkan biaya hingga 100 dolar AS atau setara Rp1.400.000. Rencana awal ini juga mencakup kewajiban menyerahkan hasil tes negatif Covid-19 dan pengujian ulang dengan tes PCR setibanya di bandara Maladewa.
Keputusan untuk menerima kembali wisatawan dengan aturan yang lebih ringan dari negara-negara lainnya berakar pada kepentingan ekonomi. Sektor pariwisata menyumbang 28 persen PDB negara tersebut dengan lebih dari 1,7 pengunjung pada 2019 lalu. Sejak ditutup pada Maret lalu, Maladewa mencatatkan jumlah kunjungan menurun hingga nol. Tidak heran jika Maladewa ingin segera memulai kembali industri pariwisatanya.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani