Akhir Kisah “The Naked Traveler”

Setelah 11 tahun menginspirasi para pejalan pemula untuk bepergian ke berbagai tempat, Trinity akan mengakhiri seri “The Naked Traveler”.

Buku kedelapan yang berjudul “The Naked Traveler: The Farewell” ini dirilis di Tempo Institute pada Jumat, 11 Januari 2019, bertepatan dengan ulang tahun Trinity sekaligus menjadi momen temu pembaca setianya.

Trinity mengatakan ia akan istirahat sejenak setelah buku ini dirilis. ”Farewell ini hanya untuk seri The Naked Traveler saja, bukan untuk karya penulisan,” kata penulis yang awalnya menuliskan kisah perjalanannya melalui catatan harian. 

“Salah satu faktor farewell ini adalah karena saya ingin berkembang sebagai penulis. Saya tak ingin hanya menulis itu-itu saja. Ada yang ingin diubah, entah dari gaya penulisan, dibuat sebagai kisah fiksi, atau tak lagi kisah perjalanan yang ditulis,” jelasnya lebih lanjut. 

Di seri terakhir ini, ada beberapa bagian menarik. Misalnya, ketika Trinity mesti menjadi wisatawan disabilitas lantaran sakit lutut. “Sebagai orang yang mencari nafkah dengan modal dengkul, keadaan ini sempat menyiksa. Namun, dari pengalaman ini juga saya belajar bahwa kita tak selalu sendiri, selalu ada orang yang menolong,” kata Trinity. 

Di bagian terakhir buku ini juga ada rangkuman destinasi terbaik berdasarkan kategori yang ia buat sendiri. Saat ditanya oleh salah seorang pembacanya mengenai destinasi bulan madu impiannya, ia menjawab, “Tidak ada, cari calonnya dulu saja. Tapi kalau tempat impian, saya ingin ke Antartika.” 

Saat ini, buku The Naked Traveler terbitan Bentang Pustaka sudah tersedia di toko-toko buku besar di Indonesia. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here