Sadar atau tidak, kebiasaan di tempat asal kadang terbawa ketika traveling, sehingga tak jarang membuat penduduk setempat terganggu. Coba intip di bawah ini, apakah Anda pernah melakukannya?
• Berdiri seenaknya di eskalator. Ada etiket tak tertulis saat berada di eskalator, yaitu berjalan (jika ingin cepat) di sebelah kanan dan berdiri di sebelah kiri bagi yang tidak tergesa-gesa. Yang sering terjadi, traveler kerap lupa dan berdiri di sebelah kanan karena ingin mengobrol dengan orang di sebelahnya, dan tanpa sadar menghambat jalan orang di belakangnya. Aturan kanan-kiri di eskalator ini tidak selalu sama di setiap negara. Di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya memberlakukan kanan untuk berdiri dan kiri untuk berjalan.
• Menghambat antrean saat memesan makanan. Karena tidak tahu apa yang akan dipesan, antrean menjadi terhambat. Sebaiknya cari tahu dulu menu yang ada sebelum antre untuk memesan.
• Mengabaikan tanda jalan. Misalnya nekad menyeberang jalan padahal lampu bagi pejalan kaki masih merah. Hal ini biasanya terjadi saat terburu-buru atau kurang memperhatikan keadaan sekitar.
• Membuat macet. Serbuan turis di sebuah area wisata menyebabkan kemacetan, terutama selama musim liburan, sehingga sering membuat penduduk lokal kesal karena membuat ritme hidup mereka ikut berubah.
• Mengotori tempat wisata. Tak jarang turis membuang sampah berupa kaleng minuman atau wadah makanan sembarangan, sehingga penduduk setempatlah yang kemudian harus membersihkan.
• Mengendarai motor seenaknya. Saat berkeliling naik sepeda motor sewaan, turis mengendarainya dengan lambat atau sambil bersenda gurau dengan teman seperjalanan. Hal ini tentu saja berbahaya, selain dapat menghambat laju lalu lintas.
• Menghambat jalan dan penyeberangan. Biasanya dilakukan oleh grup dan yang pergi bersama keluarga dan ingin melakukan selfi e di jalan. Padahal mungkin saat itu sedang jam sibuk dan penduduk setempat sedang terburu-buru ke tempat kerja.