Melakukan perjalanan sendirian memberikan banyak manfaat, termasuk menjadi mandiri, bebas menjadi diri sendiri, meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, serta membentuk menjadi pribadi yang tangguh dan pemberani. Agar perjalanan lebih bermakna, simak beberapa tip berikut.
1. Simpan ponsel dan “libur sejenak” dari media sosial. Sebagai gantinya, nikmati apa yang ada di sekitar dengan pancaindra yang selama ini tak berfungsi sepenuhnya, entah untuk melihat deretan gedung, menghirup udara segar, meraba detail unik pada situs bersejarah, mencicipi makanan khas, atau mendengar bunyi lonceng dari kejauhan.
2. Simpan sebuah jurnal. Sempatkan menulis setiap hari tentang apa pun. Tak bisa menulis? Corat-coret desain atau bisa juga sekadar menempel tiket pertunjukan. Jurnal ini tak hanya sebagai pengingat, namun juga menunjukkan sebuah pencapaian.
3. Eksplor kreativitas. Karya seni membantu menjembatani pengalaman yang terekam di kepala dan hati. Rekam hal-hal menarik yang ditemui selama perjalanan ke dalam bentuk ungkapan kreatif, seperti fotografi , tulisan, dan lukisan.
4. Berbaur dengan masyarakat setempat. Dengan mengenal budaya dan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, wawasan pun bertambah. Sesekali iyakan ajakan untuk bertandang ke rumah atau tempat-tempat yang tak tercantum di bucket list siapa pun.
5. Keluar dari zona nyaman. Bila terbiasa mengeksplor kota dengan kendaraan, kini saatnya berjalan kaki. Atau bila terbiasa bepergian dengan pesawat, cobalah naik kereta yang lebih lambat.
6. Tetap waspada. Entah ingin belajar berselancar atau berkemah di hutan liar, tetap ada batasan kemampuan yang perlu disadari.
7. Nikmati momen tanpa ekspektasi. Terbukalah untuk banyak kesempatan dan pengalaman baru demi membawa pulang kisah-kisah seru perjalanan.
8. Tampil sederhana. Tinggalkan barang yang memberi kesan glamor dan berlebihan. Sebagai gantinya bawa yang benar-benar perlu dan sesuai fungsi. Tampil mencolok hanya akan memancing perhatian orang yang berniat buruk. Bahkan bila perlu sesuaikan dengan gaya hidup atau berpakaian warga setempat.
9. Jangan bersikap berlebihan. Mengapit dompet erat-erat justru akan memancing perhatian, seolah memberi tanda bahwa ada barang berharga di dalamnya.
10. Kenali bahasa tubuh warga setempat. Ada beberapa gestur yang sebaiknya diketahui demi menghindari masalah etika maupun keamanan yang tidak mengenakkan.
11. Tetap tenang jika tersesat. Jika sadar telah tersesat, jangan berdiri di tengah jalan dengan wajah panik dan mengembangkan peta lebar-lebar karena ini akan mengundang niat jahat. Teruslah berjalan hingga berhenti di sebuah kafe atau restoran, baru keluarkan peta dan bertanya kepada pelayan atau penduduk setempat.