Merupakan salah satu kota di Indonesia yang menyenangkan untuk dijelajahi dengan berjalan kaki, Malang tak seterik Jakarta dan tak selembap Surabaya, sementara trotoarnya pun – terutama di sekitar alun-alun dan Jalan Ijen – lebar dengan pepohonan rimbun. Meski hotel dan restoran baru bermunculan, namun wajah Malang tak berubah. Suasana masa lalunya tetap terasa di berbagai sudut.
Bila ingin mengabadikan aktivitas selama di Malang, datanglah ke tempat-tempat berikut yang fotogenik!
Coban Sewu
Nama air terjun ini dalam bahasa Jawa berarti “seribu air terjun”, di mana hal ini sebagai kiasan saking banyaknya sumber air yang ada, sehingga terlihat bagai tirai. Selain karena keindahannya, Coban Sewu juga ramai pengunjung karena airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan melancarkan rezeki. Menuju ke sini harus menempuh perjalanan sekitar dua jam berkendara ke arah barat laut Malang, atau sekitar 40 menit dari Batu. Setibanya di Desa Sidorenggo, membayar tiket masuk Rp 5.000 per orang, dan perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak sejauh 100 meter hingga tiba di tepi tebing yang diberi pengaman pagar bambu. Dari sinilah pengunjung dapat melihat Coban Sewu dari ketinggian. Bila ingin turun ke air terjun, medannya terbilang ekstrem, yakni berupa tangga bambu di dinding tebing yang curam. Tangga sebagian landai dan sebagian lainnya tegak lurus. Karena setiap anak tangga hanya dapat dilewati satu-dua orang, sebaiknya datang selain akhir pekan untuk menghindari antrean. Selain itu, kenakan alas kaki yang nyaman untuk trekking (hindari sandal jepit!) dan selalu berhati-hati ketika menuruni tangga sederhana tersebut.
Omah Kayu
Berada di Batu, atau tepatnya di kawasan wisata Gunung Banyak, rumah kayu yang foto-fotonya kerap menghiasi laman di media sosial ini merupakan tempat terbaik untuk menikmati panorama kota, terutama ketika langit cerah di malam hari. Terdiri enam unit bangunan yang disewakan untuk bermalam (yang tidak menginap hanya boleh berkunjung hingga pukul 17:00), pengunjung dapat duduk santai di balkon kabin, lalu berfoto dengan latar hutan pinus. Saking cantiknya, banyak pasangan yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi foto pranikah. Karena setiap unit memiliki daya tampung maksimal, yakni mulai tiga hingga enam orang, tergantung besar rumahnya, bersiaplah mengantre karena pengunjung cukup banyak setiap harinya. Terdapat dua jenis tiket, yakni tiket masuk Kawasan Wisata Gunung Banyak Rp 5.000 per orang dan tiket masuk Omah Kayu Rp 5.000 per orang, sementara harga menginap di Omah Kayu mulai Rp 350.000 per malam.
Coban Rondo dan Taman Labirin
Berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, atau sekitar satu jam berkendara dari Malang, air terjun setinggi 60 meter yang paling mudah diakses dari Malang ini merupakan air terjun bertingkat, yakni dimulai dengan air terjun kembar bernama Coban Manten yang bergabung dengan nama Coban Dudo, kemudian jatuh dan mengalir dengan nama Coban Rondo. Sejuk dan asri, banyak pengunjung memanfaatkan deretan kursi panjang dan gazebo di sini untuk bersantai dan menggelar bekal piknik. Beberapa tahun belakangan, demi meningkatkan jumlah kunjungan, berbagai fasilitas pun disediakan, seperti Taman Labirin yang menawarkan spot yang populer untuk berfoto. Menempati area seluas 40 x 60 meter, taman ini memang tak terlalu luas, namun pengunjung akan dibuat kesulitan mencari jalan keluar karena jalur yang dipagari tanaman setinggi dua meter ini berputar-putar dan banyak yang buntu. Pengelola taman sering mengubah jalur labirin, sehingga pengunjung dapat terus merasakan sensasi penasaran seperti ketika pertama kali ke sini. Buka setiap hari pukul 09:00 hingga 16:00, tiket yang harus dibayar adalah tiket Kawasan Wisata Coban Rondo Rp 15.000 per orang dan tiket Taman Labirin Rp 10.000 per orang.
Kampung Wisata Jodipan
Berjuluk kampung warna-warni karena rumah-rumah di tepi Sungai Brantas ini bercat aneka warna, kampung wisata pertama di Malang ini tadinya berupa pemukiman kumuh. Inisiatif untuk mengecat rumah di sini muncul dari sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang ingin mengubah perilaku warga yang sering membuang sampah ke sungai. Mereka berharap, setelah kampung dicat dan rumah-rumah tak lagi terlihat kusam, warganya pun dapat lebih memperhatikan sanitasi. Sementara Desa Jodipan sendiri dipilih karena memiliki lanskap yang bagus bila dilihat dari jembatan Jalan Gatot Subroto. Pada Juni 2016, pengecatan pun dimulai dengan bantuan tentara dan sponsor sebuah produsen cat di Malang. Setelah selesai, foto kampung tersebut mulai menyebar di media sosial dan wisatawan pun berdatangan, sehingga mau tak mau warganya mulai memperhatikan lingkungan. Yang tadinya tak semua rumah punya toilet, kini telah tersedia toilet umum untuk digunakan bergantian oleh warga. Sampah pun ditampung untuk diangkut petugas kebersihan setiap hari, dengan biaya dari tiket masuk seharga Rp 2.000 per pengunjung.
Jatim Park
Bila membawa anak, Jatim Park memiliki banyak atraksi yang letaknya terpisah-pisah, namun berdekatan (maksimal lima menit berkendara). Jatim Park 1 merupakan taman bermain dan hiburan dengan lebih dari 30 wahana, di antaranya roller coaster dan drop zone, sementara Jatim Park 2 merupakan tempat wisata edukasi yang terdiri Eco Green Park dengan berbagai wahana bertema alam dan budaya; Batu Secret Zoo yang memiliki berbagai fauna dari Asia dan Afrika; dan Museum Satwa yang memiliki berbagai koleksi satwa dari penjuru dunia yang diawetkan dan ditata apik dalam bilik-bilik kaca yang dilengkapi diorama, serta beberapa replika dinosaurus dan hewan purba lainnya. Lalu ada pula Museum Angkut yang memamerkan berbagai jenis angkutan tradisional dan modern dari seluruh dunia dengan informasi yang komprehensif. Itu semua masih ditambah Batu Night Spectacular (BNS) dengan berbagai wahana yang buka hingga tengah malam. Harga tiket Jumat hingga Minggu untuk Jatim Park 1 Rp 100.000, Museum Satwa dan Secret Zoo Rp 120.000, Eco Green Park Rp 70.000, Museum Angkut Rp 100.000, dan BNS Rp 40.000, sementara Senin-Jumat diskon 30 persen.