Corona Mengancam, Warga Jepang Tetap Datang Melihat Sakura

Ancaman virus corona telah membuat sejumlah festival di Jepang dibatalkan, termasuk festival sakura di musim semi. Pemerintah Jepang juga telah mengimbau warga untuk menghindari kerumunan orang dan menunda kegiatan hanami atau piknik di bawah pohon sakura. Namun, masyarakat Jepang tampaknya tidak bisa lepas dari tradisi yang satu ini. Meski tidak seramai biasanya, kerumunan orang tetap terlihat memenuhi taman-taman sakura.

Pada akhir pekan yang hangat di Tokyo, orang-orang berkumpul untuk melihat keindahan sakura. Pesona bunga berwarna putih dan merah muda yang menjuntai dari ranting-rantingnya yang kecil ini memberikan kebahagian sendiri bagi warga yang terpaksa mengurung diri dalam rumah selama beberapa minggu terakhir. Ueno Park dengan 800 pohon sakuranya menjadi salah satu tempat paling populer untuk dikunjungi selama musim semi.

Untuk mencegah kumpulan orang, pemerintah setempat sebenarnya telah membuat tali pembatas dan papan-papan peringatan berisi larangan piknik. Namun, warga Jepang dan beberapa turis asing tetap memenuhi jalanan sekitar taman ini untuk sekadar berfoto dengan bunga-bunga yang menjuntai melewati tali pembatas. Banyak dari mereka yang bahkan tidak mengenakan masker. Pengeras suara yang terus-menerus menyerukan pesan untuk menghindari kumpulan massa juga tidak diindahkan.

Di Shinjuku Gyoen National Garden, orang-orang tetap berpiknik di bawah pohon-pohon sakura. Piknik besar yang biasa diadakan oleh perkantoran memang sudah tidak terlihat, tapi ada banyak pasangan dan kelompok-kelompok kecil yang duduk di atas tikar menikmati makanan dan minuman. Bagi warga Jepang, tradisi piknik di bawah pohon sakura ini merupakan kebahagian sesungguhnya dalam musim semi sehingga sulit untuk melarang mereka.

Yuichiro Tanaka, seorang penjual sayuran yang berpiknik di Shinjuku Gyoen National Garden, mengaku memahami imbauan yang diberikan pemerintah setempat. Tapi ia ingin merasakan setidaknya satu hanami tahun ini.

“Kami biasanya mengadakan hanami tiap akhir pekan saat sakura mekar. Tapi tahun ini, kami hanya melakukannya sekali saja, hanya hari ini saja,” ujar Yuichiro Tanaka seperti dilansir dari Gulf News (23/3/2020).

Mekarnya sakura selalu menjadi peristiwa penting di Jepang. Setiap tahunnya, pengamat cuaca berlomba-lomba membuat prediksi paling akurat kapan bunga-bunga ini akan mekar sempurna. Sakura juga menjadi daya tarik utama turis selama musim semi di Jepang. Turis mancanegara berdatangan khusus untuk melihat keindahan sakura yang mekar tidak sampai dua minggu ini. Tapi semua ini berubah dengan wabah virus corona yang menjangkit Jepang. Sejauh ini, sudah ada 1.387 kasus positif corona dan 47 korban jiwa di Jepang.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here