Park Regis Singapore Luncurkan Tur Makanan #sginsiders

Bila Anda merupakan penggemar seri Netflix terbaru Street Food dan berencana ke Singapura, Park Regis Singapore baru-baru ini meluncurkan kembali tur #sginsiders yang akan membawa pengunjung untuk mencicipi makanan autentik Singapura. Tersedia mulai Mei hingga Oktober 2019, tur jalan kaki ini akan menampilkan empat tempat makanan terkenal, masing-masing dengan kisah unik untuk diceritakan.

“Kecintaan masyarakat Singapura akan makanan sudah bukan rahasia lagi. Karena itu, cara apa lagi yang lebih baik untuk membagikan semangat warga setempat ini kepada tamu kami yang belakangan ini semakin banyak yang mencari pengalaman autentik, yang memungkinkan mereka untuk meleburkan diri ke dalam budaya suatu negara. Mengingat kedekatan lokasi Park Regis Singapura dengan beberapa tempat makanan paling ikonik di negeri ini, kami berharap tur ini dapat memberi tamu kami gambaran singkat mengenai sejarah dan budaya Singapura yang kaya lewat makanan,” jelas Jack Chua, General Manager Park Regis Singapore.

Diadakan setiap Sabtu, tur dimulai dari Hong Lim Market and Food Centre, di mana para tamu dapat mencoba set sarapan khas Singapura yang terdiri dari kaya toast, secangkir kopi atau teh, serta puff yang baru dibuat dengan isian seperti ayam, sarden, dan otak-otak.

Kemudian, peserta tur akan mampir di toko kue Kanton, Tong Heng, yang sudah beroperasi selama 83 tahun dan terkenal dengan egg tart-nya yang berbentuk seperti diamond. Lebih jauh ke jantung Chinatown, mereka akan diajak mengunjungi Mei Heong Yuen Dessert, Singapore Chinatown Heritage Brand yang mengkhususkan diri dalam berbagai jenis pasta tradisional dan snow ice bowl yang unik. Kegiatan tur ini berakhir di Lim Chee Guan, sebuah kios yang telah beroperasi sejak 1938 dengan dagangan berupa bak kwa (dendeng) yang populer sebagai camilan saat Tahun Baru Imlek.

“Penting bagi kami untuk menyoroti budaya jajanan di tur makanan ini karena ini adalah cara hidup bagi banyak penduduk lokal lintas ras, jenis kelamin, dan usia, serta mencerminkan identitas bangsa. Ini juga cara kami mendukung pencalonan budaya hawker di Singapura untuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO,” tutup Chua.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here