5 Destinasi Terbaik di Asia untuk Pencinta Kuliner

Salah satu cara terbaik untuk mengenal penduduk setempat adalah dengan mencicipi masakan khasnya. Versi asli suatu hidangan di tempat aslinya bisa jauh lebih enak, namun bisa juga sebaliknya – ternyata lebih enak versi modifikasinya. Semua itu tentu perlu dicari tahu. Tentu saja, dapat mencicipi sebuah hidangan ternama di tempat asalnya akan memunculkan kebanggaan tersendiri. Berikut lima destinasi terbaik di Asia bagi pencinta kuliner.

  1. Tokyo

Ibu kota negara menakjubkan ini adalah tempat Jiro Ono begitu terobsesi untuk membuat sushi sesempurna mungkin dan di mana orang wajib menyeruput ramen beserta kuahnya dengan suara berisik sebagai bentuk penghormatan kepada juru masak. Tokyo adalah ibu kota makanan dunia dengan puluhan ribu restoran, yang saking banyaknya, tak ada buku panduan yang dapat dengan tepat merinci semua tempat makan terbaik di kota ini. Meski makanan cepat saji yang dijual di minimarket murah dan mengenyangkan, namun bila ingin benar-benar mencicipi masakan khas Jepang yang autentik, datanglah ke restoran sushi yang hanya menerima uang tunai dan menyediakan delapan kursi, stan yakitori yang berada di pinggir jalan dan biasanya dikunjungi para pekerja sepulang dari kantor, izakaya di mana makanan seukuran tapas dinikmati bersama bir dan sake, atau sejumlah restoran terbaik lainnya yang umumnya berada di lantai dua dari gedung apartemen. Untuk pengalaman makan yang lebih berkesan, Tokyo juga memiliki lebih dari 225 restoran dengan setidaknya telah dianugerahi satu bintang Michelin. Usuki Fugu Yamadaya adalah salah satunya. Mengkhususkan diri pada fugu (ikan buntal dalam bahasa Jepang), restoran ini menyuguhkan sajian yang berpotensi beracun bila cara mengiris ikannya salah.

2. Hanoi

Ho Chi Minh City memang lebih modern dengan deretan rumah makan yang lebih beragam. Namun, untuk urusan makanan, banyak pakar kuliner menobatkan Hanoi lebih unggul. Makanan lezat di sini lebih seringnya tersaji di tepi jalan yang ramai dengan meja dan bangku plastik seadanya. Makanannya sendiri terkenal karena kesegarannya, kelezatannya, keunikannya, dan terutama, keseimbangan yang pas antara cita rasa asin, manis, asam, dan rempah-rempah yang digunakan. Selain mencicipi pho – yang beberapa tempat makan terbaiknya ada di Old Quarter, nikmati juga pho tiu (pho goreng dengan daging babi), bahn mi (baguette Prancis isi pâté, daging ayam, bebek, atau babi, timun, daun ketumbar, irisan cabai, saus sambal, dan bawang goreng), dan com tam (nasi dari beras pecah dengan lauk babi panggang). Setelah itu, tutup acara bersantap dengan mencicipi ca phe trung yang merupakan paduan dari kopi dan putih telur, lalu diaduk bersama gula, serta dapat disajikan hangat atau dingin. Kalau tak punya banyak waktu untuk mengunjungi sejumlah tempat makan terbaiknya, dan kebetulan sedang di Hanoi saat akhir pekan (Jumat hingga Minggu), mampirlah ke Hanoi Weekend Night Market di Old Quarter untuk mencicipi berbagai makanan khas sekaligus membaur dengan masyarakat setempat.

3. Jaipur

Jaipur adalah tempat untuk mencicipi berbagai koleksi kuliner dari era Kerajaan Rajput yang pernah menguasai sebagian besar Rajasthan hingga abad 20. Karena sering pergi berperang dan berburu, kebanyakan masakan diolah dengan dibakar di atas bara api secara cepat maupun dibakar dengan api kecil dalam waktu sangat lama. Khad khargosh (“karghosh” berarti kelinci dan “khad” berarti lubang dalam tanah), misalnya, merupakan potongan daging kelinci yang dibumbui rempah-rempah dan dimasukkan dalam roti pipih, lalu dibungkus daun pisang dan dimasukkan ke semacam tembikar sebelum diletakkan di atas batu panas di dasar lubang. Karena cara memasak seperti ini membutuhkan waktu lama, orang-orang Rajput mengisi waktu dengan berburu selama berjam-jam, dan sekembalinya, roti tersebut telah matang, sementara daging di dalamnya pun sudah siap disantap. Iklim Rajasthan sendiri gersang, namun dengan hanya tiga bahan utama berikut, yakni tepung kacang arab, bawang, dan yoghurt dari susu kambing, warganya dapat dengan kreatif membuat berbagai masakan, mulai dari kari kambing pedas (rasionya adalah 45 cabai untuk satu kilo daging kambing) hingga ker sangri kummat atau paduan buah berry, kacang, dan biji-bijian yang dimasak dengan bawang, rempah-rempah, dan yoghurt, lalu disajikan sebagai sayuran. Bila ingin mencicipi berbagai hidangan sekaligus, cobalah yang disajikan dengan thali atau sejenis nampan yang memuat wadah-wadah ntuk menyajikan beberapa jenis masakan. Menu thali ini antara lain dapat dinikmati bak bangsawan di restoran Suvarna Mahal, Rambagh Palace, yang berhiaskan kandelir Prancis pada langit-langitnya yang tinggi, serta dinding berhiaskan cermin bersepuh emas dan fresco seperti yang ada pada bangunan-bangunan bersejarah di Florence. 

4. Bangkok

Bangkok merupakan surganya jajanan jalanan, dan banyak di antaranya tersedia 24 jam. Bertolaklah ke Yaowarat Road yang terutama populer untuk menu seafood barbekyu; Bang Rak yang menawarkan berbagai menu Thailand, China, India, dan Barat; selain Khao San Road yang selalu ramai dengan pedangan khao phad (nasi goreng), tom yam kung (sup asam pedas udang), hingga serangga goreng. Bila sudah bosan dengan pad thai, cobalah menu khas Thailand, seperti sai krok isan (sosis fermentasi dengan rasa asam yang khas) dan khao man gai (mirip nasi ayam hainan). Ada pula kawasan lainnya yang patut dieksplor, seperti Ari untuk kafe-kafenya yang trendi, Ekkamai untuk beragam kuliner internasional, serta Banglamphu untuk menikmati makanan sambil mendengarkan musik hidup. Sedangkan untuk pengalaan mencicipi masakan Thailand yang dielevasi, Bo.lan (bolan.co.th) selalu dapat diandalkan. Bo adalah nama panggilan Chef Duangporn Songivsava dan Lan adalah nama panggilan dari Chef Dylan Jones, yang keduanya adalah pendiri restoran kaya penghargaan ini. Masuk dalam urutan 22 World’s 50 Best Restaurants dan urutan 7 Asia’s 50 Best Restaurants pada 2015, Nahmdi Hotel Metropolitan by COMO ini mengandalkan resep-resep kuno Thailand. Sra Bua by Kiin Kiin di Siam Kempinski Hotelmenghadirkan suasana yang nyaman dengan kolam teratai di tengah ruangan. Dikelola oleh restoran berbintang Michelin Kiin Kiin yang berbasis di Copenhagen, dengan Henrik Yde-Andersen sebagai Executive Chef-nya, hidangan seperti kari hijau ikan cod pun mengajak pengunjung menggunakan kelima indra mereka selagi bersantap. 

5. Chengdu

Chengdu merupakan kota kedua di dunia dan pertama di Asia yang mendapat gelar City of Gastronomy dari UNESCO. Memiliki 20 teknik memasak untuk membuat 6.000 jenis sajian Sichuan yang kaya rasa, santapan lezat khas Chengdu tak hanya dapat dinikmati di hotel berbintang, tapi juga di warung-warung pinggir jalan. Apalagi, pemerintah setempat sering menyelenggarakan berbagai festival kuliner dan lomba masak untuk mempromosikan dan melindungi budaya setempat. Berada di Chengdu, jangan lewatkan berjalan-jalan di Jinli Street yang merupakan bekas jalan komersial semasa Kerajaan Shu (221-263). Pada 2004, jalan sepanjang sekitar 550 meter ini direvitalisasi dengan tetap mempertahankan arsitektur tradisional Provinsi Sichuan di masa Dinasti Qing. Itulah sebabnya bila berjalan-jalan di sini, mata akan dimanjakan dengan rumah-rumah tradisional yang dialihfungsikan sebagai restoran, toko suvenir, selain di tengah jalan terdapat panggung untuk menampilkan pertunjukan wayang dan opera. Semua bangunan dibuat semirip aslinya, termasuk penjaga toko, pelayan, hingga petugas kebersihan yang diwajibkan mengenakan pakaian tradisional. Tak heran Jinli Street menjadi pilihan utama bagi para wisatawan untuk berwisata kuliner, selain tempat ini disesaki deretan kios yang menjajakan makanan khas Sichuan. Cicipi ayam atau burung dara goreng yang ditaburi cabai kering, tahu goreng dengan saus pedas, selain san da pao atau kudapan dari ketan, gula merah, wijen, dan kacang. Jangan lewatkan hidangan hot pot yang mudah ditemui di seantero kota, seperti Huangcheng Laoma (106 Qintai Rd), di mana pengunjung dapat menikmati hidangan berkuah superpedas sambil menonton opera Sichuan.

Tip:

Cari tahu food blogger yang tinggal di kota tujuan, dan kemudian bacalah blog-nya untuk melihat tempat-tempat makan terbaru atau yang mereka rekomendasikan.

– Manfaatkan media sosial untuk menanyakan rekomendasi tempat makan yang diinginkan secara spesifik, lalu tambahkan nama kota sebagai tagar, seperti #Bangkok atau #Tokyo, sehingga semakin banyak orang yang dapat ikut menjawabnya.

– Carilah pasar setempat karena biasanya makanan autentik terbaik tersedia di pasar. Pasar juga merupakan tempat untuk berinteraksi dengan warga setempat, di mana dari interaksi tersebut dapat ditanyakan rekomendasi tempat makan lain di kota yang dikunjungi.

– Makan bersama orang setempat adalah tren yang sedang berkembang, dan ada beberapa situs, seperti With Locals (withlocals.com) yang menawarkan pejalan untuk menikmati makanan autentik setempat, kadang juga termasuk kelas memasak, di rumah penduduk.

– Ikuti tur makanan untuk dapat mencicipi banyak makanan terbaik dalam waktu singkat sambil mempelajari sejarah atau fakta menarik di tempat yang dikunjungi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here