Industri pariwisata Hong Kong tengah lumpuh akibat demonstrasi besar-besaran yang telah memasuki minggu ke-10. Wisatawan yang telah merencanakan perjalanan ke sana dalam waktu dekat pun mesti berpikir ulang, apakah akan tetap berwisata ke Hong Kong di tengah aksi protes yang telah melibatkan jutaan orang turun ke jalan selama dua bulan terakhir ini untuk menentang rancangan undang-undang yang mengizinkan ekstradisi tahanan Hong Kong, termasuk warga asing, ke China.
Dengan sebagian besar kamar penginapan yang kosong dan sejumlah negara yang mengeluarkan peringatan perjalanan ke Hong Kong, pemimpin Hong Kong Carrie Lam memperingatkan bahwa pusat keuangan internasional menghadapi krisis ekonomi yang lebih buruk daripada wabah SARS 2003 yang melumpuhkan Hong Kong atau krisis keuangan 2008. “Situasi kali ini lebih parah,” katanya. “Dengan kata lain, pemulihan ekonomi akan memakan waktu yang sangat lama.”
Industri pariwisata juga mengalami kerugian besar dengan merosotnya tingkat hunian hotel, toko-toko yang tutup, serta pemesanan perjalanan pada Agustus dan September yang turun secara signifikan. Maskapai penerbangan asal Hong Kong, Cathay Pacific, juga terpaksa membatalkan penerbangan minggu ini karena para pekerja yang melakukan mogok massal dan melakukan aksi demo di tujuh distrik di Hong Kong.
Bahkan Hong Kong Disneyland sebagai salah satu atraksi terpopuler di kawasan ini tak banyak menerima kunjungan wisatawan. Bob Iger selaku pejabat eksekutif tertinggi The Walt Disney Company mengiyakan bahwa hal ini merupakan dampak dari demonstrasi yang tak kunjung berakhir. “Aksi protes ini telah memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke Hong Kong Disneyland.”
Namun, biro perjalananlah yang paling merasakan dampaknya. Beberapa perusahaan bahkan mempertimbangkan untuk memecat sejumlah karyawannya tanpa pesangon bila demonstrasi ini terus berlanjut. Hal ini dikarenakan oleh peringatan perjalanan yang telah dikeluarkan oleh beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Jepang, Australia, Irlandia, Korea Selatan, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Taiwan.
Apakah Aman ke Hong Kong?
Indonesia sejauh ini belum merilis peringatan perjalanan ke Hong Kong. Namun, KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Hong Kong telah mengeluarkan surat imbauan pada Kamis, 8 Agustus 2019, bagi WNI dan pekerja migran agar tetap tenang, menghindari tempat demonstrasi, mengutamakan keselamatan pribadi dan menghindari beraktivitas di luar bila tidak perlu, menaaati aturan dan arahan dari penegak hukum di Hong Kong, serta menghindari aktivitas yang merugikan diri sendiri, termasuk bijaksana saat menggunakan media sosial.
Sejumlah kantor perwakilan negara asing lainnya, seperti Inggris, juga memperingatkan adanya kemungkinan gangguan transportasi maupun aksi protes yang meluas ke ruang publik, seperti pusat perbelanjaan. Wisatawan juga disarankan untuk tidak mengenakan pakaian hitam dan putih saat bepergian untuk menghindari kemungkinan dianggap sebagai demonstran.
Bila sedang atau tetap berniat ke Hong Kong, terus pantau laman Facebook KJRI Hong Kong untuk mengetahui kondisi terkini dan lapor via hotline Whatsapp (+852 6894 2799, +852 6773 0466, +852 5294 4184) bila terkena masalah.