Pada 1 -7 April 2019, Kedutaan Tanzania di Kuala Lumpur bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kekayaan Alam Tanzania serta Tanzania Tourism Board (TTB) mengundang 20 agen perjalanan dan media dari Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina untuk berkunjung ke Tanzania. Selama seminggu, rombongan diajak mencicipi pengalaman bersafari di kawasan utara Tanzania yang terkenal akan Taman Nasional Serengeti, Danau Manyara, dan Kawah Ngorongoro.
Selama ini bersafari ke Afrika masih belum populer di kalangan pejalan Asia Tenggara karena anggapan jarak yang jauh dan keamanan yang meragukan. Tanzania ingin mengubah pandangan tersebut melalui familiarization trip ini. Menggunakan Ethiopian Airlines (ethiopianairlines.com) yang terbang setiap hari ke Addis Ababa dari Singapura yang juga melakukan code share dengan Singapore Airlines selama sekitar 8,5 jam, perjalanan ke Bandara Internasional Kilimanjaro yang menjadi gerbang ke berbagai atraksi wisata utama Tanzania hanya tinggal 2,5 jam penerbangan lagi. Akses tercepat menuju Tanzania, terutama Bandara Internasional Kilimanjaro, dari berbagai kota di Asia Tenggara memang dengan Ethiopian Airlines ketimbang naik maskapai-maskapai penerbangan yang transit di Timur Tengah atau Eropa.
Sambutan Ramah
Anggapan Afrika yang kurang ramah seketika menguap ketika penumpang Ethiopian Airlines keluar pesawat disambut hangat dengan tari-tarian suku Maasai, salah satu dari 120 suku yang ada di Tanzania. Beranjak ke halaman lounge VIP Bandara Internasional Kilimanjaro, para staf Gosheni Safaris (goshenisafaris.com) yang menyediakan transportasi dan layanan safari selama familiarization trip menyambut rombongan dengan aneka minuman dan kudapan khas setempat. Sambil melepas dahaga dan berfoto bersama penari Maasai, rombongan pun dililitkan shuka, kain khas Maasai dalam aneka warna. “Selamat datang di Tanzania! Kalian akan kami ajak ke tempat-tempat wisata kebanggaan kami, supaya suatu hari kalian dapat kembali ke Tanzania sebagai turis, bukan untuk urusan pekerjaan seperti sekarang. Saya jamin, pesona Tanzania tidak cukup dijelajahi dalam seminggu. Perlu setidaknya satu bulan untuk melihat semua yang kami tawarkan di sini, ” seloroh Devota Mdachi, Managing Director TTB dalam pidato sambutannya.
Sebelum memulai safari ke Kawasan Konservasi Kawah Ngorongoro dan Taman Nasional Serengeti yang merupakan tempat berlangsungnya migrasi jutaan ekor wildebesst bersama zebra, gazelle, dan impala, para rombongan agen perjalanan dan media ini dipertemukan dengan operator wisata setempat di Arusha untuk saling bertukar informasi.
Pentingnya Edukasi
“Animo masyarakat Indonesia yang ingin berkunjung ke Afrika memang masih rendah karena mahalnya paket perjalanan yang ditawarkan. Bahkan bila ditotal-total, biaya seminggu safari ke Afrika per orang beserta tiket pesawat setara dengan perjalanan keliling Eropa berdua selama dua minggu. Namun memang harus mulai dikomunikasikan bila perjalanan ke Afrika akan menjadi pengalaman berkesan yang sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan. Yang tak kalah penting, masyarakat juga perlu tahu bahwa Afrika timur adalah tempat yang aman dengan akses yang mudah,” ujar salah satu pemilik biro perjalanan di Jakarta.
“Selama ini angka kunjungan wisatawan Tanzania tertinggal dari Kenya karena pilihan akses memang lebih banyak lewat Kenya ketimbang Tanzania. Selain itu, para operator safari di Kenya biasanya menyisipkan berbagai taman nasional di Tanzania dalam rangkaian paket mereka, sehingga para wisatawan banyak yang menyangka Serengeti berada di Kenya. Persepsi ini yang ingin kita ubah, yaitu bahwa atraksi safari di Tanzania lebih unggul karena Serengeti adalah tempat yang berlangsungnya migrasi hewan besar-besaran sepanjang tahun di lokasi yang berbeda-beda. Dan yang terpenting, kita ingin mengedukasi kembali bahwa Serengeti itu di Tanzania, bukan di Kenya. Akses di berbagai bandara yang tersebar di Tanzania pun dirancang untuk saling menghubungkan lokasi-lokasi wisata yang ada. Misalnya, dari Bandara Kilimanjaro bisa langsung terbang ke Zanzibar tanpa harus transit di Dar es Salaam,” jelas Khatibu Makenga, Deputy Head of Mission and Head of Chancery Kedutaan Tanzania di Kuala Lumpur yang mengurusi hubungan bilateral dengan Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.