Walau panas dan kumuh, Kairo menawarkan situs-situs terbaik peninggalan Islam, Kristen Koptik, maupun zaman Firaun. Pengunjung dapat menikmati pemandangan Sungai Nil maupun piramida dari balkon kamar hotel, lalu mengunjungi souk penuh warna yang memiliki lorong-lorong menawan. Dan tentu saja, Kairo adalah pintu gerbang untuk mencoret bucket list, yaitu Piramida Agung Giza yang merupakan salah satu dari tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang telah bertahan selama lebih dari 4.000 tahun.
Berikut adalah tujuh atraksi wisata utama yang wajib dikunjungi selagi di Kairo.
Piramida Agung Giza
Mesir memiliki lebih dari 80 piramida dan piramida terbesarnya adalah Piramida Agung Giza setinggi 146 meter. Tujuan dan cara pembangunan piramida tersebut masih menjadi misteri hingga kini, karena meski merupakan makam raja, namun tak ditemukan mumi di dalamnya. Tiket masuknya sebesar 80 pound Mesir dengan jam operasional 08:00 hingga 16:00. Datanglah di pagi hari agar mendapatkan foto dengan kondisi langit yang sempurna, selain sebelum matahari terlalu terik untuk menyusuri kompleks piramida raksasa ini. Bila berjalan kaki mengeksplor piramida, hindari membawa tas atau barang berharga, karena di tempat yang ramai turis ini dikenal dengan tingkat kriminalitas yang tertinggi di Kairo.
Papyrus Institute
Bangsa Mesir sudah menggunakan tanaman papirus sejak 3.000 tahun sebelum Masehi untuk menulis dan bila berkunjung ke Papyrus Institute di samping Piramida Giza, pengunjung dapat mengetahui proses pengolahan batang papirus hingga siap untuk ditulis maupun dilukis. Kertas dari papirus terkenal karena berkualitas lebih baik dan tahan lama. Pohon papirus sendiri dapat menjulang hingga lima meter dan memang cocok tumbuh di iklim yang kering. Dipanen setiap Oktober hingga November, sesudah melihat proses pembuatan papirus, pengunjung akan dibiarkan mengeksplor ruang pamer yang berisi lukisan khas Mesir yang dilukis di atas papirus dalam berbagai ukuran dan kualitas.
Egyptian Museum
Didirikan pada 1857 oleh August Mariette, ahli sejarah Mesir kuno (Egyptologist) asal Prancis, museum ini menyimpan koleksi barang antik yang beragam dan luar biasa banyak, sehingga tak cukup hanya satu dua hari untuk melihat semua benda yang tersimpan di dalamnya. Bila hanya ingin singgah sebentar untuk mengintip koleksinya, jangan lewatkan Tutankhamun Galleries yang menyimpan semua barang yang ditemukan di makam Tutankhamun, menantu laki-laki dan penerus Amenophis IV (atau Akhenaten), yang meninggal pada usia 18 tahun; Egyptian Jewellery yang menampilkan berbagai macam perhiasan; dan Royal Mummies Collection yang berisi mumi raja dan anggota keluarga kerajaan, seperti Hatshepsut, Thutmose II, Ramesses II, dan Seti I. Museum Mesir terletak tepat di samping Midan Tahrir, alun-alun pusat kota Kairo. Cara termudah untuk ke sini adalah dengan naik Cairo Metro ke Stasiun Sadat (di Midan Tahrir) dan ikuti tanda keluar ke museum.
The Hanging Church (Al Muallaqa)
Kairo pernah menjadi tempat bersejarah bagi sejarah Kristen karena di sinilah Yusuf dan Maria membawa bayi Yesus mengungsi untuk menghindari kejaran Raja Herodes yang ingin membunuh semua bayi laki-laki. Gua tempat keluarga kudus ini bersembunyi kini merupakan bagian dari Gereja Gantung atau Al Muallaqa yang dibangun abad ketujuh di puncak sebuah benteng dari zaman Babilonia. Gereja Gantung memiliki 29 anak tangga menuju pintu masuk, selain berdiri di atas 13 pilar yang diyakini mewakili sosok Yesus bersama ke-12 muridnya. Gereja tertua di Kairo ini masih digunakan umat Kristen Koptik (aliran Kristen Ortodoks kuno) untuk berdoa.
Khan El-Khalili
Berkunjung ke pasar tradisional tak hanya merupakan cara terbaik untuk berbelanja suvenir, namun juga merupakan kesempatan untuk mengenal masyarakat setempat. Di Khan El-Khalili yang suasananya masih sama seperti ribuan tahun lalu, pengunjung dapat menawar rempah, patung, suvenir, perhiasan, T-shirt, kostum tari perut, dan beragam barang unik lainnya. Pasar paling populer dan paling penuh warna di Mesir ini buka setiap hari mulai matahari terbit hingga terbenam, kecuali Jumat pagi dan Minggu.
Menyusuri Sungai Nil
Berlayar melintasi Sungai Nil yang merupakan sungai terpanjang di dunia adalah pengalaman berkesan yang mungkin akan selalu menempel di ingatan. Berada di Kairo, pengunjung dapat melayari sebagian kecil sungai itu sambil menikmati makan malam dan suguhan tarian Mesir selama sekitar empat jam seharga mulai 29 dolar AS. Sedangkan bagi yang ingin menikmati Mesir dengan cara yang unik, tersedia pelayaran selama lima hari empat malam dari Luxor ke Aswan mulai 375 dolar AS melintasi Valleys of the Kings, Temple of Edfu, dan Kom Ombo.
Northern Cemetery
Berjuluk City of the Dead, Northern Cemetery ini tidaklah menyeramkan karena terdapatnya bangunan modern. Beberapa penghuninya pun telah bermukim di sini selama beberapa generasi. Setiap Jumat dan hari-hari libur lainya, tempat yang juga berfungsi sebagai taman umum ini kerap digunakan warga untuk berpiknik. Akses termudah adalah mengarah ke timur dari Midan al-Hussein di sepanjang Sharia al-Azhar, dan sesampainya di atas bukit, berjalan di bawah flyover hingga bertemu jalan di antara hamparan nisan. Ketika melihat makam Emir Tashtimur di kiri, berjalan terus hingga masjid yang tepat seberang di gerbang Northern Cemetery.
Waktu terbaik ke Kairo adalah Oktober hingga Januari, ketika matahari tak terlalu terik dan cuaca cukup nyaman untuk berjalan-jalan keliling kota. Kairo sendiri bisa dicapai dengan sejumlah maskapai penerbangan, termasuk Etihad Airways yang baru-baru ini melakukan kerja sama code share dengan EgyptAir untuk meningkatkan konektivitas penerbangan di wilayah Afrika, Asia Utara, dan Australia. Dari Jakarta sendiri, bila menggunakan Etihad Airways, penumpang bakal transit terlebih dahulu di Abu Dhabi sebelum menuju Kairo.