Seperti banyak negara lainnya di Asia, Myanmar mulai menata kembali industri pariwisatanya dalam persiapan menyambut wisatawan mancanegara. Rencana ini dituangkan dalam rincian yang disebut Roadmap Strategis untuk Pemulihan Pariwisata. Di dalamnya, terdapat tiga tahapan yang terdiri atas Survival, Reopen, dan Relaunch. Ketiga tahap ini dipercaya dapat membentuk kondisi normalitas baru yang akan mendorong kebangkitan industri pariwisata.
Rincian Roadmap Strategis untuk Pemulihan Pariwisata diumumkan langsung oleh Menteri Perhotelan dan Pariwisata Myanmar, U Ohn Maung. Menurutnya, industri pariwisata dalam era normalitas baru harus beroperasi kembali secara bertahap. Langkah-langkah pembukaannya harus sesuai dengan roadmap yang sudah disusun tersebut, sambil juga bekerja sama dengan organisasi pariwisata terkait.
Tiga tahap yang dimaksud dalam Roadmap Strategis untuk Pemulihan Pariwisata Myanmar adalah sebagai berikut.
-
Survival
Tahap awal ini sudah dimulai sejak April lalu dan berlangsung hingga akhir Juni. Dalam tahap Survival, hotel dan bisnis pariwisata diberi keringanan pajak dan biaya lisensi, serta penundaan tagihan biaya sewa. Hotel dan bisnis pariwisata lainnya juga akan mendapatkan pinjaman. Selain itu, Kementerian Perhotelan dan Pariwisata Myanmar juga akan menggelar sejumlah pelatihan online untuk para pelaku wisata profesional maupun para staf dengan topik bahasan terkait destinasi wisata dan target pasarnya.
-
Reopen
Tahap kedua dilaksanakan pada Juni hingga Agustus. Dalam tahap Reopen ini, fokus industri pariwisata ada pada wisata domestik. Untuk mendorong wisata domestik ini, sejumlah destinasi wisata akan kembali dibuka. Pagoda, museum, dan taman-taman juga akan kembali beroperasi sesuai dengan pedoman nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Olahraga. Selain itu, prosedur operasi standar terkait kesehatan dan kebersihan juga akan disiapkan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan rasa aman baik bagi wisatawan maupun para staf.
-
Relaunch
Tahap ketiga dan terakhir akan berfokus pada strategi pemasaran wisata baru yang berlangsung selama enam bulan hingga satu tahun. Strategi pemasaran ini disebut-sebut akan menggambarkan Myanmar dalam rupa baru yang lebih menarik.
Pemerintah juga berencana untuk membuat gelembung perjalanan dengan negara-negara tetangga Myanmar, seperti Thailand, Kamboja, Laos, dan Vietnam. Selanjutnya, gelembung perjalanan akan berkembang ke negara-negara Asia lainnya, mulai dari Jepang, Cina, hingga Korea Selatan. Saat kondisi sudah memungkinkan dan sudah ada protokol kesehatan yang mumpuni, negara-negara lainnya akan diundang pula untuk kembali berwisata di Myanmar.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani