Akhir-akhir ini, nama Surabaya dikaitkan dengan tingginya jumlah kasus Covid-19, memberinya kesan negatif. Walau begitu, ingatlah selalu bahwa ibu kota Jawa Timur ini merupakan pelarian yang sempurna bagi pecinta masakan tradisional yang membanggakan petis di sebagian besar hidangannya. Jika suatu saat nanti dapat berkunjung ke Surabaya, pastikan untuk mencicipi minimal satu dari lima kuliner rekomendasi di Kota Pahlawan.
-
Lontong Balap
Kalau ke Surabaya, wajib memesan seporsi lontong balap yang terdiri potongan lontong, tahu goreng, lentho, dan taoge yang melimpah. Campuran bahan tersebut kemudian disiram kuah kaldu yang berbumbu, lalu ditaburi bawang goreng, kecap, bumbu petis, dan saus sambal sesuai selera. Rasa lontong balap begitu unik karena memadukan elemen pedas, gurih, tapi begitu nikmat untuk dilahap terus menerus. Yang menjadikan lontong balap unik karena menyertakan lentho goreng yang terlihat seperti perkedel, tapi terbuat dari kacang tolo yang ditumbuk halus yang dipadukan dengan adonan parutan singkong dan aneka bumbu, kemudian digoreng.
Rekomendasi: Lontong Balap Pak Gendut (Jalan Prof. Dr. Moestopo No. 11 (depan PDAM, dekat Stasiun Gubeng), T. 0815 5116202), Jalan Embong Malang No. 38 (seberang gerai UFO)
-
Soto Ayam Lamongan
Kuliner khas asal kota Lamongan ini juga populer di Surabaya, bahkan di kota-kota lain di Pulau Jawa. Banyak yang menggemari makanan tradisional ini karena perpaduan kuah dan koya yang menambah selera makan. Di Kota Pahlawan, ada satu restoran favorit yang kerap dikunjungi pejalan dari luar Surabaya yang ingin mencicipi semangkok soto ayam Lamongan yang nikmat, yaitu Soto Ayam Lamongan Cak Har. Di sini, Anda dapat memesan semangkuk soto dengan daging ayam tanpa kulit. Selain lezat, Soto Ayam Lamongan Cak Har dijual dengan harga bersahabat, sehingga dapat diminati siapa saja.
Rekomendasi: Soto Ayam Lamongan Cak Har (Jalan DR. Ir. H. Soekarno (MERR), T. 0857 04265904)
-
Nasi Goreng Jancuk
Namanya yang bermakna negatif sama sekali tidak memengaruhi rasanya. Konon, nama nasi goreng ini tercetus spontan ketika salah satu pelanggan mengucapkan umpatan dalam Jawa setelah mencicipi hidangan ini. Nasi goreng yang dominan dengan rasa pedas ini sontak membuat si pelanggan bereaksi ekspresif sambil mengucapkan, “Jancuk! Pedes, cuk!” Seporsi nasi goreng jancuk dapat menghabiskan 20 hingga 30 cabai rawit, tak heran jika rasa pedasnya begitu luar biasa.
Rekomendasi: Nasi Goreng Jancuk Surabaya Plaza Hotel (Jalan Pemuda, Ketabang), Nasi Goreng Jancuk Royal Plaza (Royal Plaza Lantai 3 Blok 01-15, Jalan Ahmad Yani, Wonokromo)
-
Sate Klopo Ondomohen
Dalam bahasa Jawa, klopo berarti kelapa. Namanya disematkan di salah satu kuliner khas Surabaya karena daging satenya terlebih dulu dibumbui kelapa yang telah disangrai, sehingga rasanya lebih gurih. Sate Klopo Ondomohen menawarkan daging sapi, ayam, usus, udang, atau sumsum yang disajikan dengan bumbu sate pada lazimnya.
Rekomendasi: Sate Klopo Ondomohen Bu Asih (Jalan Walikota Mustajab No. 36, T. 031-547 4575)
-
Tahu Campur
Sekilas, rasa kuah tahu campur seperti kuah soto, tapi ada satu pembeda yang signifikan. Selain menggunakan tahu sebagai bahan utama, tahu campur diperkaya petis yang menjadi ciri khas kuliner Jawa Timur. Ada banyak tempat makan yang menjual tahu campur di seantero Surabaya, tapi yang paling terkenal adalah Warung Pak Hasyim. Tempat yang nyaman membuat banyak pejalan singgah di sini untuk mencicipi tahu campur yang diakui menawarkan bumbu yang pas sesuai selera.
Rekomendasi: Tahu Campur Warung Pak Hasyim (Jalan Rungkut Madya No. 79, Rungkut Kidul, T. 0812 16162027)
Teks: Priscilla Picauly