Menyelam untuk melihat ikan sudah biasa, namun menyelam untuk melihat serakan bangkai pesawat barulah luar biasa karena di sekitar kedalaman 40 meter perairan Pulau Morotai terdapat sisa-sisa Perang Dunia II. Karena dalam, bangkai pesawat ini hanya dapat dilihat dengan scuba diving. Kedalaman yang melebihi batas aman penyelaman rekreasi di daerah terpencil membuat scuba diving di Morotai disarankan hanya bagi penyelam berpengalaman.
Pulau Morotai sendiri terletak di sebelah utara Pulau Halmahera, Maluku Utara. Pulau ini adalah salah satu pulau terluar Indonesia dan berbatasan dengan Filipina. Letaknya yang strategis menjadikan Morotai sebagai pangkalan militer pasukan Amerika Serikat yang tergabung dalam Sekutu.
Di bawah komando Jenderal Douglas McArthur, Morotai menjadi pangkalan militer terbesar di wilayah Pasifik dengan tujuh landasan yang menampung 3.000 pesawat tempur untuk menyerang Jepang dengan menguasai Filipina terlebih dahulu. Terdapat tujuh landasan pesawat yang pernah digunakan sebagai tempat pendaratan pesawat tempur Amerika Serikat, namun kini hanya dua dari tujuh bandara tersebut yang masih digunakan. Setelah perang selesai, di Morotai, baik di atas maupun bawah airnya terdapat sisa-sisa perang.
Yang paling menjadi incaran para penyelam adalah jenis pesawat pengebom Bristol Beufort dengan rentang sayap sekitar 20 meter bertumpuk-tumpuk di dasar laut. Tak hanya pesawat, di kedalaman sekitar 15 meter, ban kendaraan perang, truk, dan bahkan peluru berserakan di antara pasir dan karang. Yang pernah menyelam di sini mengaku merinding membayangkan berbagai hal mengerikan selama perang berlangsung.
Jelajah Pulau-pulau
Bagi yang tidak menyelam, Morotai juga dikelilingi dengan pantai-pantai cantik berpasir putih halus, seperti Pulau Zum-zum dan Pulau Dodola. Pulau Zum-zum atau sering juga disebut Sumsum adalah markas tempat Jenderal MacArthur mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jepang, walau kini sisa-sisa perang sudah tak ada lagi, kecuali bekas landasan pesawat yang telah berkarat dan terbengkalai, serta gua persembunyian pasukan MacArthur. Di pulau ini pengunjung dapat berenang dan duduk-duduk menikmati angin sepoi-sepoi di pasirnya yang halus dan hangat.
Pulau Dodola adalah pulau cantik berpasir putih dengan fasilitas penginapan bagi siapa pun yang ingin bersantai dan menikmati jernihnya perairan Morotai. Di pulau inilah juga konon Jenderal MacArthur dan pasukannya melakukan rekreasi dan sejenak melupakan ketegangan perang. Banyak yang menobatkan Pulau Dodola sebagai pulau tercantik di sekitar Morotai.
Dodola terdiri dari Dodola Besar dan Dodola Kecil yang terletak bersisian. Bila air sedang surut, pengunjung dapat berjalan kaki di pasir yang menghubungkan kedua pulau yang juga dimanfaatkan warga setempat untuk bercocok tanam rumput laut ini.
Akses: Dari Manado, tersedia penerbangan ke Tobelo dengan Wings Air. Tobelo adalah kota terdekat untuk menjelajahi Morotai yang dapat ditempuh dengan speedboat. Atau bisa juga dari Ternate menuju Sofifi dengan feri, kemudian lanjut naik mobil ke Tobelo dan menyeberang ke Morotai.
Tip: Bagi yang tidak menyelam, Morotai cukup dieksplorasi dengan melakukan day trip dari Tobelo. Dengan menginap di Tobelo, pengunjung juga dapat menikmati berbagai atraksi wisata di sekitar ibu kota Kabupaten Halmahera Utara ini, seperti Talaga Biru di Desa Mamuya, Galela. Dapat diakses dengan naik mobil selama satu jam atau sejauh sekitar 25 kilometer ke arah utara Tobelo, telaga alami berair jernih dan sesuai namanya, memantulkan warna biru dari langit di atasnya. Telaga ini juga konon menyimpan legenda setempat, di mana bidadari turun ke bumi dan mandi di sana.
Teks: Melinda Yuliani