Isu lingkungan dan perubahan iklim secara signifikan memengaruhi industri pariwisata, dalam hal ini dunia penerbangan. Setahun terakhir, sejumlah maskapai mengambil keputusan untuk tidak menggunakan berbagai produk berbahan plastik dalam kegiatan operasional mereka secara bertahap. Selain itu, pejalan pun sering menemukan catatan mengenai penerbangan netral karbon (carbon neutral) saat memesan perjalanan udara, bersama dengan informasi pesawat menggunakan biofuel.
Bagi orang awam, hal ini cukup membingungkan. Simak ulasan berikut mengenai penerbangan netral karbon dan dampaknya bagi lingkungan.
Netral Karbon dan Biofuel
Industri penerbangan adalah salah satu sumber utama emisi karbon dioksida. Peningkatan emisi karbon dioksida akan memperburuk kondisi bumi yang sedang mengalami pemanasan global. Menyingkapi perannya sebagai salah satu penyumbang terbesar emisi karbon dioksida, berbagai maskapai mulai beralih menggunakan bahan bakar netral karbon yang diyakini tidak memiliki jejak karbon, yang biasanya terbuat dari energi yang terbarukan atau berkelanjutan untuk menggantikan bahan bakar fosil (mengandung hidrokarbon, seperti minyak bumi, batu bara, atau gas alam).
Sedangkan biofuel adalah jenis bahan bakar yang terbuat dari tanaman, namun tidak memberi kontribusi dalam pengurangan karbon. Artinya, terbang dengan pesawat yang menggunakan biofuel sesungguhnya tidak mengurangi emisi karbon dioksida. Biofuel diuntungkan karena dapat diperbaharui sedangkan bahan bakar fosil tidak. Walau begitu, biofuel masih dikategorikan carbon neutral karena tanaman yang digunakan menghasilkan oksigen yang cukup dan mengambil karbon dioksida untuk mengimbangi karbon yang terbuang ke atmosfer.
Contohnya pada proses fotosintesis tanaman, ganggang, dan beberapa mikroba menyerap karbon dioksida, air, dan energi matahari, lalu mengubahnya menjadi oksigen dan gula. Tumbuhan, ganggang, dan mikroba menggunakan gula untuk membangun struktur mereka. Ketika mengubah tanaman, ganggang, dan mikroba menjadi bahan bakar, Anda hanya mengembalikan jumlah karbon yang dikeluarkan sumber hasilnya.
Adakah Solusi?
Dengan teknologi yang ada, sampai saat ini belum ada alternatif praktis untuk menerbangkan pesawat selain dengan membakar bahan bakar yang akan melepas karbon ke atmosfer. Penerbangan menggunakan energi listrik dan matahari bisa saja diaplikasikan dan terkesan praktis, sayangnya hanya dapat diterapkan di rute jarak pendek.
Opsi lain, dengan menggunakan hidrogen murni, namun akan membutuhkan tangki sangat besar untuk menyimpannya, selain itu perlu dipikirkan mengenai besarnya bobot membawa tangki besar dan hidrogen di dalamnya. Saat ini solusi praktis untuk mengurangi emisi karbon dioksida adalah tidak menggunakan layanan penerbangan atau memilih moda transportasi lain yang lebih “bersahabat” dalam hal jumlah emisi karbon dioksida yang dihasilkan.
Teks: Priscilla Picauly