Jagad Gallery menghadirkan pameran seni bertajuk Stitching Gesture: Gatot Pujiarto’s Expanded Painting, menampilkan karya-karya terbaru Gatot Pujiarto yang mengeksplorasi teknik tapestri serta expanded painting. Pameran ini menjadi momen penting dalam perjalanan karier Gatot, seorang seniman yang telah mendapat pengakuan internasional, namun masih relatif kurang dikenal dalam kancah seni rupa Indonesia.
Menjembatani Tapestri dan Expanded Painting
Gatot Pujiarto dikenal sebagai salah satu seniman tapestri paling inovatif di Indonesia. Karyanya menggunakan kain perca, benang, dan teknik menjahit untuk menciptakan komposisi visual yang menantang konvensi seni rupa modern. Dalam pameran ini, Gatot tidak hanya menampilkan tapestri, tetapi juga expanded painting, yaitu pendekatan seni lukis yang memperluas batasan medium dengan menggabungkan unsur tekstil dan teknik jahit ke dalam kanvas.

Meskipun tapestri bukan medium yang umum dalam seni rupa kontemporer Indonesia, karya Gatot berhasil mendapatkan perhatian luas di luar negeri. Sejak 2014, ia berada di bawah manajemen Pearl Lam Gallery, Hong Kong, dan kolektor dari Asia, Eropa, hingga Amerika telah mengoleksi karyanya. Pameran ini menjadi kesempatan bagi publik Indonesia untuk lebih memahami bagaimana tapestri dan expanded painting dapat berinteraksi dalam satu narasi visual yang unik.
Tema dan Karakter Karya
Salah satu kekuatan utama karya Gatot adalah caranya menghadirkan tekstur dan lapisan emosional melalui teknik yang tidak biasa. Ia kerap menggunakan potongan kain bekas dan menjahitnya ke kanvas, menciptakan kesan gloomy, terkadang bahkan menyeramkan. Hal ini bertolak belakang dengan anggapan umum bahwa tapestri identik dengan seni dekoratif yang indah.


Beberapa karya yang ditampilkan dalam pameran ini antara lain ‘Kaum FOMO, ‘Cerita Lampau #1 & #2’, serta ‘Sang Pencerah’. Dalam ‘Sang Pencerah’, misalnya, sosok utama dalam karya ini dibangun dari jahitan benang putih di atas lapisan cat dan kain brokat, menciptakan efek visual yang dramatis. Sementara itu, karya ‘Di Dalam Kepala’ menampilkan wajah seorang pria yang dipenuhi jahitan rumit, memberikan metafora tentang kompleksitas pikiran manusia.
Sensasi Visual yang Kuat
Karya-karya Gatot tidak hanya menarik dari segi konsep, tetapi juga secara visual dan sensoris. Jahitan benang yang ia gunakan menciptakan tekstur yang ‘mengganggu’ mata, menantang audiens untuk merasakan sensasi afektif sebelum memahami maknanya secara kognitif. Ini sejalan dengan gagasan sublimitas, di mana keindahan yang hadir bukan sekadar estetis, melainkan berasal dari ketegangan emosional yang dihasilkan oleh visual yang tidak biasa.

Gatot juga menunjukkan bahwa expanded painting bukan hanya sekadar mengembangkan teknik lukis dengan bahan baru, tetapi juga meredefinisi bagaimana seni lukis dapat berkomunikasi dengan medium lain. Sapuan kuas di karyanya sering kali berdampingan dengan jahitan tangan, menciptakan dialog antara ekspresi spontan dan kontrol yang lebih terstruktur.
Agenda Wajib
Pameran Stitching Gesture tidak hanya menjadi ajang apresiasi bagi karya-karya Gatot, tetapi juga menyoroti bagaimana medium tapestri dan teknik menjahit dapat memiliki tempat dalam seni rupa kontemporer. Meskipun Gatot lebih dikenal di luar negeri, pameran ini diharapkan dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi publik Indonesia untuk mengenal dan menghargai eksplorasi artistiknya.

Pameran ini berlangsung hingga 23 Maret di Jagad Gallery, Wisma Geha Lantai 2, Jl. Timor No. 25, Menteng, Jakarta Pusat, dan menjadi salah satu agenda penting bagi pecinta seni yang ingin melihat langsung bagaimana seni lukis dan tapestri dapat berpadu dalam bentuk yang ekspresif dan penuh makna. Dengan rekam jejak panjang di dunia seni, Gatot sekali lagi membuktikan bahwa batasan medium dalam seni adalah sesuatu yang dapat terus dieksplorasi, diperluas, dan ditantang.