Pameran Wings of Time, Seni Rupa dari Perspektif Seorang Pramugari

‘Bound for the Infinite’ (2024) karya Inanike Agusta

Jakarta kembali menjadi tuan rumah pameran seni menarik dengan hadirnya Wings of Time: Brushstrokes of Airborne Journey, sebuah pameran tunggal karya Inanike Agusta. Digelar di Dgallerie sejak 24 November, pameran ini mengangkat tema besar tentang waktu, kebebasan, dan perjalanan.

Menariknya, di balik karya-karya menakjubkan ini, Inanike ternyata tidak hanya dikenal sebagai seniman berbakat, tetapi juga aktif menjalani profesi sebagai pramugari. Kombinasi unik ini menjadikan perspektif seni yang ia hadirkan terasa begitu autentik dan personal.

‘Moment to Reflect and Start from Small Action’ (2024) karya Inanike Agusta

Kisah Waktu dan Kebebasan

Kehidupan Inanike di langit sebagai pramugari menjadi inspirasi utama dalam karya-karyanya. Dengan ribuan jam terbang melintasi berbagai negara dan budaya, ia menuangkan pengalamannya ke dalam seni rupa. Pameran ini tidak hanya menampilkan sisi estetika yang memukau, tetapi juga narasi pribadi yang menggugah emosi, menjadikan karya-karya Inanike sebagai refleksi unik antara perjalanan fisik dan batin.

Salah satu karya paling mencuri perhatian dalam pameran Wings of Time adalah ‘Bound for the Infinite’, sebuah karya berbentuk sayap raksasa yang terbuat dari kain berwarna-warni. Instalasi ini melambangkan kebebasan dan mimpi yang tak terbatas, sementara elemen awan yang melayang di atasnya menggambarkan cita-cita yang terus berkembang. Di bawah instalasi, tampak koper yang menjadi simbol keseimbangan antara kehidupan duniawi dan aspirasi spiritual.

‘Spread My Wings’ (2024) karya Inanike Agusta

Selain instalasi tersebut, Inanike juga memamerkan berbagai lukisan abstrak seperti ‘Colorful Life’, ‘Dream Space’, dan ‘Spread My Wings’. Dengan teknik sapuan kuas tebal dan warna-warna cerah, karya-karya ini menonjolkan tema kebebasan dan eksplorasi. Di sisi lain, ada juga karya seperti ‘Limited Time to Touch the Ground’, yang merefleksikan bagaimana waktu dapat menjadi kendala dalam menikmati kehidupan yang terus bergerak.

Dalam karya ‘Wherever I Fly Always Find My Home’, Inanike memvisualisasikan rasa keterikatan emosional dengan rumah meskipun ia terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Elemen bola emas dalam karya ini menjadi simbol jangkar emosional yang menyeimbangkan hidupnya. Karya lainnya, seperti ‘The Battle of Dreams and Truth’, menggambarkan konflik antara mimpi dan kenyataan, yang sering ia alami dalam upayanya menyeimbangkan peran sebagai seniman dan pramugari.

‘Wherever I Fly Always Find My Home’ (2024) karya Inanike Agusta

Pameran ini juga menampilkan karya dengan gaya impresionisme dan pasca-impresionisme, di mana Inanike menggunakan sapuan kuas berani dan warna-warna kontras untuk menciptakan visual yang ekspresif. Lukisan seperti ‘Life in Beautiful Chaos World’ dan ‘Moment to Reflect and Start from Small Action’ menyoroti siklus kehidupan dan introspeksi, menggunakan bentuk lingkaran sebagai simbol kesinambungan.

Inspirasi dari profesinya sebagai pramugari tidak hanya terlihat pada visual, tetapi juga pada tema yang diusung. Sebagai seseorang yang hidup di tengah zona waktu yang terus berubah, ia mengajak pengunjung untuk merenungkan apa arti waktu dan bagaimana manusia memaknainya. Dalam pandangan Inanike, waktu adalah paradoks: ia bisa membebaskan tetapi juga membatasi. Lewat pameran ini, ia ingin mengingatkan bahwa hidup adalah perjalanan yang tidak hanya harus dinikmati, tetapi juga dihargai.

‘Life in Beautiful Chaos World’ (2024) karya Inanike Agusta

Bagi yang belum sempat berkunjung, masih ada waktu hingga 14 Desember 2024 untuk menyaksikan pameran ini. Terletak di Jalan Barito I No. 3, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Dgallerie buka setiap hari mulai pukul 11:00 hingga 21:00. Info lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @dgalleriejakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here