Dari pantai-pantai yang memukau hingga pura-pura yang kuno, setiap sudut Bali menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Selain menjelajahi keindahan alam dan budaya di pulau ini, wisatawan juga memiliki kesempatan untuk menghadiri sejumlah pameran seni yang menginspirasi.
Salah satu pameran seni yang tengah berlangsung adalah ‘Repurposing: Paradise’. Merupakan sebuah inisiatif kolaboratif antara Nonfrasa dan Amandari, pameran ini menampilkan karya seni dari sejumlah seniman lokal dan internasional, yang mengajak pengunjung untuk merenungkan lebih dalam tentang citra Bali sebagai ‘paradise’ atau surga dunia.
Para seniman yang terlibat dalam pameran ini antara lain Citra Sasmita, Dewa Ngakan Ardana, Faelerie, Filippo Sciascia, Gede Sukarya, Jemana Murti, Mella Jaarsma, Nyoman Darmawan, Pande Wardina, Sarah Mosca, Todd McMillan, dan Wayan Upadana.
Dalam pameran ini, para pengunjung diajak untuk secara kritis mempertanyakan narasi-narasi konvensional tentang Bali sebagai ‘paradise’, sambil mengeksplorasi hubungan yang dinamis antara keautentikan budaya dan komodifikasi. Melalui lensa akademis dan interpretasi seni, pameran ini mengupas kompleksitas tradisi lokal dan pengaruh global, memberikan bahan bagi pengunjung untuk terlibat secara kritis dengan paradigma ‘paradise’ Bali.
Kurator pameran, Krisna Sudharma, mengatakan bahwa ‘Repurposing: Paradise’ bukan hanya sekedar pameran seni biasa, tetapi juga merupakan panggung bagi dialog yang dalam mengenai bagaimana Bali direpresentasikan dalam konteks globalisasi dan kapitalisme. Para seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini mencoba menggambarkan kompleksitas Bali sebagai destinasi wisata dan tempat tinggal, serta menyoroti bagaimana narasi ‘paradise’ kadang-kadang dapat menyembunyikan realitas sosial dan ekonomi yang lebih kompleks di baliknya.
Melalui berbagai karya seni visual, mulai dari lukisan hingga instalasi, para seniman mengajak pengunjung untuk merenungkan perubahan-perubahan yang telah terjadi di Bali seiring dengan arus globalisasi. Konsep autentisitas yang dihadirkan dalam karya-karya ini menjadi titik fokus untuk mempertanyakan bagaimana budaya lokal dapat bertahan dan berkembang di tengah tekanan kapitalisme global.
Salah satu aspek yang menonjol dalam pameran ini adalah upaya untuk melibatkan masyarakat lokal dalam dialog tentang identitas dan masa depan Bali. Tidak hanya menjadi objek pariwisata, Bali juga merupakan tempat tinggal bagi jutaan orang yang memiliki hubungan emosional dan spiritual yang kuat dengan pulau tersebut. Pameran ini menjadi sebuah platform untuk mengakui keberagaman perspektif dan pengalaman yang ada di Bali, dan untuk menghargai kontribusi masyarakat lokal dalam membentuk citra ‘paradise’ tersebut.
Para pengunjung diundang untuk terlibat dalam refleksi yang lebih dalam tentang dampak pariwisata dan globalisasi terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Dengan mempertimbangkan sudut pandang lokal dan global, pameran ini berusaha untuk merangkul kompleksitas yang ada di balik narasi ‘paradise’ Bali, dan untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika budaya dan ekonomi di pulau ini.
Pameran ‘Repurposing: Paradise’ memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk memahami bahwa Bali bukanlah hanya sekadar destinasi liburan, tetapi juga merupakan tempat yang hidup dan berkembang dengan tantangan dan peluang yang unik. Dengan mengeksplorasi narasi-narasi yang ada di balik ‘paradise’ Bali, diharapkan pameran ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran yang lebih luas tentang kompleksitas budaya dan ekonomi di pulau ini, serta untuk menghargai warisan budaya yang kaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali.
Bagi yang belum memiliki kesempatan untuk mengunjungi pameran ini, masih ada waktu hingga akhir Juni untuk menyaksikan sendiri keindahan dan kedalaman pesan yang disampaikan oleh para seniman melalui karya-karya mereka. Terbuka untuk umum, pameran ‘Repurposing: Paradise’ berlangsung di Amandari, Ubud. Info lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @nonfrasa dan @amandari_resort.
