Bali memang tidak pernah kehilangan pesonanya. Eksotisme alam dan keunikan budayanya membuat Bali selalu mampu menarik perhatian wisatawan untuk mengunjunginya. Tak hanya itu, Bali ternyata juga menyimpan rekam jejak sejarah maestro Antonio Blanco, seorang pria berdarah Spanyol yang lahir 1911 di Manila, Filipina.
Kecintaan Antonio Blanco pada dunia seni, khususnya seni lukis, membuatnya berkelana keliling dunia untuk belajar lebih banyak tentang seni. Ia kemudian mengakhiri perjalanan panjangnya dan menetap di Ubud, Bali hingga akhir hayatnya pada 1999. Di akhir hidupnya, Blanco membangun sebuah museum untuk menyimpan hasil karya lukisannya. Museum tersebut kini kita kenal dengan nama The Blanco Renaissance Museum atau Museum Blanco.
Museum ini dibangun di atas bukit asri yang menghadap ke Sungai Campuhan. Sebelum menjadi museum, bangunan tersebut merupakan rumah pribadi milik keluarga Blanco. Museum Blanco memancarkan pesonanya tersendiri dengan bangunan yang memiliki arsitektur khas Bali.
Di dalam museum, kamu bisa menikmati karya seni Blanco semasa hidupnya. Kecintaannya pada wanita terlihat jelas dari sebagian besar objek lukisannya. Meski begitu, Blanco bukan menghadirkan erotisme. Goresan sapuan kuas yang abstrak namun indah, berhasil memutarbalikkan gambar erotis menjadi estetis. Blanco melukis anatomi tubuh wanita dan menghargainya sebagai sebuah keindahan.
Bagi kamu yang mengaku pencinta seni, khususnya seni lukis, Museum Blanco wajib kamu kunjungi. Berlokasi di Jalan Raya Campuhan, Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, museum ini dapat dijangkau dengan sekitar 50 menit berkendara dari pusat kota Denpasar. Museum ini sudah sudah menerapkan protokol kesehatan, seperti mengecek suhu pengunjung sebelum masuk kawasan museum, mewajibkan pengunjung mengenakan masker, dan membatasi jumlah pengunjung.
Museum Blanco buka setiap Senin hingga Sabtu mulai pukul 09:00-17:00. Tiket masuk museum sebesar Rp30.000 untuk wisatawan lokal dan Rp80.000 untuk wisatawan asing. Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara yang biasa digelar di Museum Blanco, kamu bisa mengunjungi laman ini atau mengikuti akun Instagram @blancomuseum.
Teks: Dionesia Ika | Editor: Melinda Yuliani