Taman Nasional Bunaken terhampar di Laut Sulawesi dan terdiri Pulau Siladen, Montehage, Nain, Bunaken, dan Manado Tua yang julangan gunung apinya menambah dramatis panorama. Dengan kedalaman yang beragam mulai tiga hingga 1.300 meter, serta suhu air sepanjang tahun rata-rata antara 26 dan 29 derajat Celsius, Bunaken adalah destinasi yang dapat diselami oleh beragam level sertifikat.
Celah Celah
Berlokasi di selatan Pulau Bunaken, situs di luar Teluk Liang ini adalah tempat warga setempat untuk bersantai. Ceruk pulau melindungi perairan ini dari angin dan arus, sehingga situs ini selalu dalam keadaan tenang. Namun jangan tertipu dengan kondisi permukaannya, karena begitu masuk ke air, kadang penyelam akan disambut arus yang kuat, sehingga tak ada pilihan selain melakukan drift dive.
Sesuai namanya, sesaat setelah masuk ke air, penyelam akan melihat ceruk dinding karang yang menjadi ciri berbagai situs menyelam di Bunaken. Di celah karang inilah terdapat kipas gorgonia dan spons warna-warni, sehingga menciptakan latar yang indah untuk fotografi.
Fukui Point
Situs ini merupakan favorit para penyelam. Terletak di barat Pulau Bunaken, situs ini mengambil nama dari orang Jepang yang menemukannya lebih dari 25 tahun lalu. Tak seperti tipikal situs-situs di Bunaken yang didominasi dinding karang, Fukui merupakan dataran berpasir yang landai, sehingga dijadikan cleaning station (pembersihan tubuh ikan besar oleh ikan kecil dalam simbiosis mutualisme) bagi Napoleon wrasse, trevally, dan kakap. Di situs ini biasanya penyelam dapat melihat white-spotted moray eel, garden eel, dan giant clam, dan bila arus sedang kuat, kawanan redtooth triggerfish.
Lekuan I, II & III
Baik bagi penyelam pemula maupun berpengalaman, menyelam pada siang atau malam hari di situs di selatan Pulau Bunaken ini hampir tak pernah mengecewakan. Karena areanya luas, situs ini terbagi menjadi tiga bagian. Dari ketiga situs Lekuan ini, yang terdalam adalah Lekuan II, dengan ceruk yang sering dilewati ikan-ikan besar. Terletak tepat di depan Pantai Lekuan yang menghadap kota Manado, di sini penyelam memiliki kans yang baik untuk melihat penyu.
Sachiko’s Point
Sachiko adalah nama seorang agen perjalanan yang sering membawa tamu asal Jepang untuk menyelam di Bunaken, dan situs ini merupakan situs favoritnya. Inilah salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan karang dan keragaman biota laut Bunaken.
Terletak di barat laut Pulau Bunaken, tempat ini terekspos dengan arus sehingga menjadi tempat untuk drift dive menyusuri dinding karang yang terhampar hingga kedalaman 40 meter. Arus di sini juga mengundang pelagis, seperti Napoleon wrasse, giant trevally, dan blue fin trevally. Kans untuk melihat pelagis di Bunaken lebih besar di wilayah utara pulau ketimbang di selatan.
Tanjung Kopi
Berada di pantai timur di kaki Gunung Manado Tua, tak ada yang tahu asal-muasal nama situs ini. Yang pasti, fotografer bawah air, baik makro dan wide angle, gemar menyelam di sini. Topografi situs ini berbentuk lembah yang bermula dari kedalaman lima meter hingga 30 meter, yang di sekitarnya terdapat dinding karang.
Karena arusnya kadang sangat kuat, pastikan untuk menyelam bersama pemandu yang berpengalaman dan sudah mengerti medan situs ini, karena harus tahu kapan bisa masuk ke sini. Walau terkenal sebagai tempat untuk melihat kawanan ikan besar, namun taman koral terbaik di Manado Tua terdapat di sebelah selatan situs Pondok Kopi.
Muka Gereja
Seperti namanya, situs ini berada di muka sebuah gereja di Pulau Manado Tua. Walau perairannya tampak tenang dengan jarak pandang yang luar biasa, tapi arus kuat bisa tiba-tiba menyapu situs ini. Dinding karang yang memiliki spons barel yang diameternya mencapai satu meter ini memang seperti akuarium.
Salah satu kelebihan menyelam di Pulau Manado Tua dengan julangan gunung apinya yang eksotis adalah, ketika berada di permukaan air di awal atau akhir penyelaman, latar gunung ini menyediakan latar yang spektakuler untuk melakukan selfie.
Teks: Melinda Yuliani