Otoritas penerbangan Myanmar sebelumnya mengonfirmasikan bahwa larangan penerbangan komersial internasional ke dan dari Myanmar akan diperpanjang hingga 31 Agustus. Namun kini pejabat pariwisata tingkat tinggi Myanmar menyatakan bahwa penerbangan komersial internasional mungkin tidak dilanjutkan kembali hingga Oktober.
Pemerintah Myanmar saat ini tak lagi mengeluarkan visa bagi pengunjung, dan satu-satunya penerbangan internasional yang tersedia adalah penerbangan repatriasi untuk membawa kembali warga negara Myanmar dan mengangkut orang asing untuk meninggalkan negara itu.
Para pejabat yang berbicara di sela-sela pertemuan Mekong Tourism Advisory Group Kamis lalu (30/7) mengatakan aturan pembatasan perjalanan akan dilonggarkan bulan ini, tetapi pariwisata internasional ke Myanmar akan tetap ditangguhkan hingga Oktober, termasuk semua penerbangan komersial internasional.
Saat ini, sektor perhotelan Myanmar bergantung pada pemesanan domestik untuk mendukung sekitar 1.300 hotel yang telah dibuka kembali di tujuan wisata populer, termasuk Yangon, Mandalay, Bagan, dan Danau Inle.
Selama akhir pekan panjang dan hari libur nasional, tingkat okupansi hotel-hotel di Mandalay dan Bagan meningkat hingga 75 persen, mengindikasikan adanya pertumbuhan perjalanan domestik yang dulunya didominasi oleh pasar perjalanan internasional. Sementara itu, sekitar 700 kamar hotel di Yangon telah dipesan untuk masa karantina selama 14 hari.
Sekitar 200 perusahaan perjalanan di Myanmar telah mendapat manfaat dari paket stimulus yang diperkenalkan oleh pemerintah. Namun, sumber daya keuangan untuk sektor ini terbatas dengan sebagian besar dukungan diberikan kepada kelas pelatihan untuk pemandu wisata dan staf perusahaan wisata yang saat ini terpaksa cuti.
Teks: Melinda Yuliani