Colosseum di Roma, Italia, menjadi salah satu situs bersejarah yang pertama dibuka setelah penutupan selama tiga bulan lebih karena pandemi Covid-19. Namun, keadaan di dalamnya sangat berbeda dari situasi di biasanya. Colosseum yang biasa dipenuhi ribuan turis, kini tampak kosong melompong dengan jumlah pengunjung yang dibatasi. Bahkan, gladiator yang biasa berparade di bagian luar Colosseum sambil menghunuskan pedang plastik juga tidak lagi terlihat.
Suasana Colosseum yang sepi ini banyak dimanfaatkan oleh warga lokal Roma untuk berkunjung ke situs bersejarah ini. Tidak ada lagi antrean panjang dan joki tiket. Pedagang kaki lima yang sehari-hari berada di area luar amfiteater besar ini juga tidak tampak. Sepinya pengunjung membuat pengalaman berwisata di Colosseum ini semakin menakjubkan. Selain pengunjung lokal, pekerja juga memanfaatkan suasana yang sepi ini untuk memperbaiki beberapa bagian di Colosseum ini.
Sebelum pandemi Covid-19, Colosseum bisa menampung hingga 3.000 orang dalam satu waktu. Sekarang, hanya 14 orang yang diizinkan masuk dalam waktu yang sama. Pengelola juga menetapkan waktu 15 menit antarkelompok yang masuk ke dalam area Colosseum. Selain itu, pengunjung juga harus membeli tiket secara daring, mengenakan masker, dan melewati pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk. Di dalam, pengunjung harus menjaga jarak setidaknya satu meter dengan pengunjung lain. Pihak pengelola juga telah menyiagakan tenaga kesehatan untuk berjaga-jaga jika ada pengunjung yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.
Meski penduduk lokal cukup senang dengan tempat wisata yang sepi turis ini, pemerintah Italia tengah berjuang menyelamatkan sektor pariwisata. Industri ini menyumbang 13 persen dari PDB negara tersebut dan menyediakan ribuan lapangan pekerjaan.
Per hari ini, Italia mencabut pembatasan perjalanan internasional dan membuka perbatasannya untuk pelancong dari negara-negara anggota Uni Eropa. Hal itu berarti pelancong tersebut dapat masuk ke Italia tanpa harus menjalani karantina.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani