Pernah mendengar nama Danau Paisu Pok? Terletak di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, danau ini mungkin namanya masih asing di kalangan pelancong, namun potensi wisatanya begitu besar karena alamnya yang masih asri dengan pepohonan rimbun di sekelilingnya. Perairannya pun jernih dan sebening kaca, sehingga mengundang untuk direnangi.
Saking jernihnya, orang-orang dapat melihat dasar danau tanpa harus menyelam. Dari atas, terlihat rumput-rumput tinggi dan tumpukan bebatuan dengan berbagai ukuran. Ada pula batang-batang pohon besar di dasar danau yang bisa dijadikan pijakan.
Uniknya, inilah yang membuat danau ini dinamai Paisu Pok, yang berarti air hitam dalam bahasa daerah setempat. Dari kejauhan, air danau ini memang terlihat nyaris berwarna hitam. Padahal, itu semua adalah pantulan dari rumput yang tumbuh di bagian dasar danau, sehingga perairannya yang pirus terlihat lebih gelap.
Selain warnanya yang unik, air danau ini juga menyimpan kisah menarik. Dahulu, Danau Paisu Pok merupakan danau air asin karena letaknya yang memang dekat dengan laut. Namun perlahan-lahan, proses alam membuat air di kawasan ini berubah menjadi tawar.
Agar dapat menikmati keindahan alam Danau Paisu Pok secara maksimal, pengunjung dapat menyewa perahu kayu kecil untuk menyusurinya. Di atas perahu ini, wisatawan dapat mengambil banyak foto yang cantik dengan latar air biru kehijauan. Opsi lainnya adalah berenang di danau sedalam empat hingga lima meter ini untuk menyegarkan tubuh dan menghilangkan rasa penat setelah perjalanan panjang. Bila ingin bersantai di permukaan danau, pengunjung juga bisa menyewa ban pelampung karet yang tersedia di sini.
Danau Paisu Pok berada di Desa Luk Panenteng, Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Dari pusat kota Salakan, mesti menempuh perjalanan dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam untuk sampai di Desa Luk Pantenteng. Setelah itu, perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 10-15 menit melewati hutan yang rimbun. Harga tiket masuk ke Danau Paisu Pok sebesar Rp 5.000. Saat berkunjung ke sini, disarankan membawa bekal karena tidak ada warung makanan di sekitar danau.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani