Kepulauan Banda sebagai penghasil pala adalah salah satu alasan mengapa di abad pertengahan Indonesia ramai didatangi bangsa asing. Berlayar mengelilingi Kepulauan Banda tak hanya petualangan yang dibuai pemandangan indah, namun juga merupakan napak tilas sejarah yang akan membuat semakin bangga akan Indonesia. Terdiri dari pulau subur Banda Neira, Pulau Lonthor, Pulau Ai, Pulau Run, Gunung Api, Pulau Rozengrain, dan Pulau Hatta yang mungil di area seluas 40 kilometer persegi yang dipenuhi tanaman pala, Kepulauan Banda menawarkan pengalaman tak terlupakan.
Terlebih bila menggunakan armada Silolona, yang kedua kapalnya dibuat mengikuti desain tradisional namun memiliki fasilitas layaknya yacht modern. Adalah seorang wanita berkebangsaan Amerika Serikat bernama Patti Seery yang telah tinggal di Indonesia selama 30 tahun yang berinisiatif membangun Silolona dengan berbekal kearifan lokal suku Bugis. Aktris Gwyneth Paltrow pun pernah menaiki kapal mewah ini ketika berlayar keliling Kepulauan Komodo.
Karena letak pulau-pulau di Kepulauan Banda itu berjauhan, liveaboard atau tinggal sambil berlayar di kapal selama beberapa hari adalah pilihan terbaik. Kapal dapat berhenti kapan saja, sehingga para penumpang dapat menceburkan diri ke dalam air setiap kali melihat gugusan karang yang indah untuk snorkeling maupun scuba diving.
Kapal biasanya akan berhenti agak lama di Banda Neira karena di sini banyak jejak sejarah. Selain Benteng Belgica yang menjadi pusat pertahanan Portugis, di masa perang kemerdekaan, Banda Neira adalah tempat tahanan politik, seperti Bung Hatta dan Sutan Sjahrir. Rumah tempat mereka melewatkan waktu di pulau terpencil ini kini berfungsi sebagai museum.
Kegiatan yang tak boleh dilewatkan di Banda adalah mendaki Gunung Api. Bila berhasil, siapa pun berhak mengklaim sertifikat The Citizen of Banda, semacam apresiasi kepada mereka yang mau berpeluh untuk mendaki gunung, yang bisa didapat di Hotel Maulana di Banda Neira.
Tahukah Anda?
Pala merupakan komoditi berharga di sepanjang Jalur Sutra menuju benua Eropa pada abad kedua SM. Setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki sehingga diblokirnya rute perdagangan bagi benua Eropa, hal ini kemudian mendorong eksplorasi oleh bangsa Eropa untuk menemukan rempah-rempah. Portugis adalah salah satu yang sampai di Asia Tenggara. Alfonso de Albuquerque sampai di Kepulauan Banda di awal tahun 1512 dan membeli pala untuk dibawa pulang ke Portugis. Kabarnya ia mendapatkan keuntungan seribu persen dari perdagangan itu. Perdagangan damai ini kemudian berubah ketika VOC datang di tahun 1599. Pala dipanen biji, salut bijinya – fuli, atau yang dalam bahasa Inggris disebut mace – dan daging buahnya. Mace berwarna merah yang membungkus daging buah ini di abad pertengahan di Eropa digunakan untuk obat dan mengawetkan daging.
Akses: Batik Air dan Garuda Indonesia terbang dari Jakarta menuju Ambon dengan terlebih dahulu transit di Makassar. Dari Ambon, para tamu akan langsung berlayar dengan Silolona menuju Banda Neira.
Teks: Melinda Yuliani