Ada sekitar 30 juta wisatawan mengunjungi Venesia tiap tahunnya. Tentunya ada pro dan kontra dengan membludaknya jumlah pengunjung di kota kanal ini, salah satunya mengenai perilaku para turis yang dianggap tidak mengindahkan aturan dan kultur warga setempat. Yang terbaru adalah mengenai kebiasaan para turis duduk di tangga gereja, makan di area alun-alun, atau beristirahat di situs-situs bersejarah.
Pihak otoritas mulai memperdebatkan isu ini dan berupaya untuk mencegah para turis tidak melakukannya lagi. Langkah tegas diambil bagi yang melanggar dengan mengenakan denda antara 50 hingga 500 euro. Larangan ini mulai terangkat di permukaan sejak Oktober, saat hasil pemungutan suara terkumpul. Menurut ANSA (sumber berita Italia), hal ini dapat menciptakan masalah serius saat turis dilarang memasuki tempat-tempat tersebut oleh pemerintah setempat.
Reaksi kontra dari komunitas lokal dan pihak oposisi pun timbul, salah satunya dari Marco Gasparinetti, aktivis kelompok Gruppo Aprile 25. Ia mengatakan, “Daftar kegiatan yang dilarang ini menunjukkan tidak ada lagi yang tersisa untuk dilakukan di kota.”
Saat ini sudah dilakukan larangan untuk duduk di tangga dan monumen di St. Mark’s Square, termasuk larangan menikmati makanan ringan sambil berjalan atau duduk di tangga di area alun-alun, selain larangan mencelupkan kaki ke dalam kanal. Aturan yang baru dirilis adalah larangan memainkan musik di atas kapal, padahal kapal merupakan transportasi utama di Venesia. Bagi pihak pro, hal ini tentu sejalan dengan perjuangan mereka yang melawan dan menyalahkan pariwisata akibat kepadatan dan kenaikan harga rumah.