3 Trek Lari Terbaik di Ubud, Tawarkan Hamparan Sawah dan Suasana Pedesaan

Menawarkan suasana yang jauh berbeda dengan kawasan pesisir Bali, Ubud selalu menyenangkan untuk dikunjungi, baik untuk yang baru pertama kali ke pulau eksotis ini, maupun yang sudah sering melewatkan liburan di Bali.

Bahkan sebelum tiba di kota ini, pemandangan yang terlihat dari balik jendela kendaraan pun akan berubah, dari yang tadinya kota pesisir menjadi pedesaan yang dikelilingi sawah, bukit, dan hutan rimbun. Bila membuka jendela, kamu pun dapat merasakan udara yang lebih sejuk dan segar, sehingga tak sabar rasanya untuk segera menjejakkan kaki di Ubud dan menjelajahinya.

Tentu saja, dengan pesona alam yang ditawarkan ini, Ubud menawarkan banyak aktivitas alam yang bisa kamu coba. Bahkan, sekedar berlari pun akan menyenangkan, karena dapat berolahraga sambil berwisata alam sekaligus.

Namun, kamu mesti tahu beberapa rute lari terbaik di kota ini. Jalan utama di Ubud biasanya bising dengan lalu lintas yang tersendat, sehingga lebih mengingatkan orang akan sejumlah kota besar lainnya di Indonesia ketimbang kota seni dan budaya.

Karena itu, langkahkan kaki ke jalan setapaknya yang kecil – lebih bagus lagi bila jalan tersebut tidak muat untuk mobil – hingga sampai ke pedesaan yang dikelilingi sawah.

Sembari menghirup udara bersih, kamu dapat berlari di sepanjang jalur trekking melintasi persawahan ini dengan medan yang bervariasi, dari yang landai dan tak curam, hingga jalur lari berbukit yang lebih menantang.

Sejumlah rute lari di Ubud ini bisa kamu lihat melalui mapmyrun.com (aplikasinya tersedia di App Store dan Google Play Store) dengan jarak mulai dua hingga puluhan kilometer. Kamu juga bisa membuat rute lari kamu sendiri di situs atau aplikasi tersebut.

Berikut beberapa rute lari di Ubud yang bisa kamu susuri.

Campuhan Ridge Walk
Jarak tempuh: 5,2 kilometer

Bagi penyuka alam dan pencinta fotografi, kamu tentu sudah tak asing dengan trek satu ini. Jalur yang terletak di lereng bukit ini menawarkan pemandangan lembah dan bukit hijau di sekelilingnya.

Meski populer di kalangan wisatawan, jalur ini masih asri, selain tak dikenakan biaya untuk menyusurinya. Namun, untuk menghindari kerumunan turis yang datang dengan bus-bus wisata, datanglah lebih awal, sekitar pukul 06:00 untuk menikmati matahari terbit, dan sebelum pukul 07:30, karena sesudah itu cuaca akan lebih terik. Kamu juga bisa datang sore sekitar pukul 16:00 untuk kemudian menikmati matahari terbenam.

Pintu masuk trek ini sendiri ada di samping Warwick Ibah Luxury Villas & Spa. Bila dari arah Pasar Seni Ubud, kamu dapat menuju arah Museum Blanco. Tepat sebelum jembatan menuju Kedewatan, Campuhan ada di sebelah kanan jalan.

Dari sini, berlarilah ke arah Karsa Kafe sejauh dua kilometer, dan terus lanjutkan berlari sejauh setengah kilometer, lalu kembali ke titik awal, sehingga total jarak yang ditempuh adalah sekitar lima kilometer.

Di 1,2 kilometer pertama, treknya akan menanjak dengan pemukaan ubin beton. Berhati-hatilah melangkah, jangan sampai tersandung. Setelah itu, permukaannya berupa conblock sampai ke jalan beraspal. Peta rutenya bisa kamu cek di sini.

Kajeng Rice Field
Jarak tempuh: 4,1 kilometer

Sesuai namanya, trek ini akan mengajak kamu melihat keindahan teras padi dan menyusuri kawasan pedesaan yang lebih sepi turis. Trek ini bermula dari pertigaan antara Jalan Raya Ubud dan Jalan Kajeng, dekat Puri Saren Agung.

Foto: Dok. Google Maps/Yongseuk Kim

Dari sini, lanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Kajeng hingga tiba di kawasan persawahan, kemudian memutar kembali ke jalan sebelumnya. Hanya saja, di pertigaan dekat The Samara Villas & Restaurant, beloklah ke kanan menyusuri jalan kecil dan pemukiman penduduk hingga tiba lagi di Jalan Raya Ubud. Peta rutenya bisa kamu cek di sini.

Penestanan Rice Field
Jarak tempuh: 4,2 kilometer

Untuk rute lari yang benar-benar sepi turis, kamu bisa mencoba ke kawasan Penestanan. Desa ini letaknya sekitar empat kilometer dari pusat kota Ubud, dan menawarkan suasana yang benar-benar jauh dari keramaian.

Bila tak tinggal di kawasan Penestanan, kamu bisa naik kendaraan hingga sampai di Warung Ting Ting. Dari sini, susuri jalan kecil di sisi kiri Warung Ting Ting dan beloklah ke kanan melalui jalan kecil di sampingnya.

Sepanjang jalan, kamu akan menjumpai banyak vila, dengan rumah-rumah penduduk di antaranya. Teruslah berlari, melewati Oasis Yoga N Cafe di sisi kiri, hingga sampai di Paddy Point yang ada di sisi kanan. Lanjutkan perjalanan hingga menjumpai beberapa pepohonan tempat trek Penestanan ini dimulai.

Dari sini, jalurnya pun akan berubah menjadi jalan bertanah dengan hamparan sawah di kedua sisi. Sembari menikmati pemandangan di sekitar, susuri jalur tersebut hingga akhirnya tiba di Jalan Raya Lungsiakan.

Nah, aktivitas lari kamu bisa berhenti sampai di Jalan Raya Lungsiakan dengan jarak tempuh 2,1 kilometer, atau bisa dilanjutkan dengan memutar balik ke arah Warung Ting Ting dengan jarak tempuh 4,2 kilometer. Peta rutenya bisa kamu cek di sini.

Rute-rute lari di atas ini bisa kapan saja disusuri meski pandemi tengah berlangsung. Namun, pastikan untuk selalu mengenakan masker saat berlari ya, untuk menghindari tertular virus Covid-19!

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here